PMB Lakukan Sinergitas Termasuk Polres Tangsel

Kontributor : Imran Tumanggor

Tangsel, SBNews.co.id – Persatuan Masyarakat Batak (PMB) Tangsel memiliki konsep jitu membangun Tangsel. Hadir sebagai anak rantau di negeri orang dengan segudang konsep dalam membangun wilayah ke arah yang lebih baik. Suku dan agama dijadikan sebagai perekat dalam berkehidupan agar terciptanya keharmonisan antar sesama. 

Realitanya bahwa sejak dulu kala, perbedaan suku maupun agama telah mempersatukan dan menjadi sebuah kekuatan yang harus terus dikembangkan.

Ucok A.H. Siagian Ketua PMB  saat melakukan audiensi dengan Kapolres Tangsel Ferdy Irawan di ruang Pertemuan Mapolres Tangsel pada 09 Mei 2018 lalu menyampaikan, Esensi keberadaan masyarakat Batak di Tangsel untuk melakukan penguatan melalui pembangunan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat agar lebih kokoh dan tangguh,”kata Ucok.

Premordial (kesukuan) harus dijadikan pemersatu. Batak itu tidak bisa dipecah-pecah dan dikotak-kotakkan, karena kerukunan terhadap keberagaman agama telah paten sejak nenek moyang. Dan tentunya keberadaan budaya batak adalah kebanggan. Kita harus pupuk agar tetap terjaga dengan baik,”jelas Ucok.

Tangsel yang saat ini terdiri dari 14 ribu masyarakat batak di Tangsel tentunya sebuah kekuatan yang patut dibanggakan. Bahwa dengan jumlah sebanyak itu, harus mampu memberikan kontribusi besar dalam memajukan Tangsel sesuai arah pembangunan Tangsel yang saat ini telah ditargetkan Walikota,”tambah Ucok.

Siapapun dia dan apapun jabatnnya jika dia bagian dari PMB memiliki kewajiban yang sama untuk mendukung ataupun didukung agar batak tetap terjaga dan bisa bangkit,”Ungkap Ucok.

Ucok A. Siagian menyampaikan rasa terimakasih dan bangganya kepada Kapolres atas sambutan dan penghargaan yang diberikan dan dukungannya untuk ikut serta mendukung program PMB. 

Dalam kesempatan yang sama Ferdy Irawan Kapolres Tangsel menyampaikan terimakasih atas kunjungan PMB, dan berharap semoga dengan pertemuan ini bisa memperkokoh persaudaraan,”kata Ferdy. 

Pertemuan tersebut berlangsung haru karena Ferdy Irawan juga merupakan kelahiran Sumatera Utara dengan Ayah kandungnya bermarga Saragih. 

Dalam pertemuan tersebut turut hadir mewakili puak-puak batak dari lima puak yang ada yakni; Puak Toba, Puak Pak-Pak (Dairi), Puak Karo, Puak Angkola Mandailing dan Puak Simalungun. 

Ferdy Irawan menceritakan kisah dan perjalanan panjangnya tentang orang tuanya. Bahwa Ayahnya dulu sebagai karyawan Perkebunan yang sering berpindah-pindah. Sebagai anak yang saat itu masih sangat kecil, harus ikut juga berpindah-pindah bersama dengan orang tuanya sehingga diusianya besarnya dan kini menjadi Kapolres Tangsel masih ingin lebih memahami budaya orang tuanya secara baik. 

Kata Ferdy, saya adalah warga batak karena bapak saya adalah Saragih,”jelas Ferdy.

Sejak saya bertugas di kepolisian, sempat saya bertugas di Kalimantan selama 5 tahun, dan 2008-2011 ditugaskan menjadi penyidik KPK melalui pendaftaran dan seleksi ketat, tapi alhamdulillah dinyatakan lulus sebagai penyidik KPK selama dua tahun. Kata Ferdy Irawan pemilik tiga putra ini.

Secara pribadi, saya ucapkan terimakasih diajak menjadi bagian dari kepengurusan PMB, tentunya saya akan lebih mudah belajar dengan saudara-saudara semua,”kata Ferdy.

Sebagai Kapolres Tangsel saat ini, saya mengapresiasi atas adanya perkumpulan Batak ini, kiranya PMB selalu memberikan dampak positif dan mengajak masyarakat Tangsel untuk selalu membangun lebih baik,”kata Ferdy.

Sekretaris PMB Malwin Sitompul menyampaikan, bahwa PMB berkumpul karena Dalihan Natolu (Tiga Tungku) yang diakui oleh masyarakat batak sebagai pondasi yang kokoh untuk mempersatukan. Dan Dalihan Natolu merupakan budaya berkehidupan warga Batak,”katanya.  

Kita harus akui bahwa masih banyak yang menganggap batak itu keras, dan terlihat sangar, namun yang jelas pribadi batak memiliki hati yang lembut,”tambah Malwin.

Dalam kesempatan yang sama juga Reza Asli Tumanggor yang mewakili puak pak-pak menyampaikan, bahwa batak memiliki keinginan besar membangun Tangsel walaupun warga batak tidak digaji, batak harus maju di Tangsel dengan selalu bekerjasama dengan warga Tangsel dan harus mampu memberikan yang terbaik untuk Tangsel,”kata Reza.

Lumrin Sidabutar selaku tokoh muda meminta kepada Kapolres, sebagai pemuda PMB yang saat ini berada di Wilayah Hukum Polres Tangsel agar memberikan kesempatan kepada kami para pemuda, mendukung penuh perjalanan Polres Tangsel, kiranya kita bisa bersinergi membangun keamanan dan ketentraman dengan berbagai hal yang bisa dikerjasamakan. 

Kami sangat terbuka dan akan selalu membuka diri untuk bekerjasama dengan polres Tangsel. Dan kami juga berharap agar polres Tangsel membuka diri untuk bekerjasama dengan pemuda Batak untuk bekerjasama hal yang positif,”jelasnya.

Di akhir pertemuan, Ferdy Irawan menyampaikan harapannya agar warga batak bersama-sama membangun image yang selama ini masih sering terdengar bahwa diberitakan batak itu buruk, karena terkesan batak pemilik sikap arogan dan sok-sok an,”jelas Ferdy. 

Mari bersama memberikan contoh baik kepada masyarakat agar citra batak yang selama ini masih dianggap buruk agar bisa bersama-sama kita rubah untuk membangun bahwa batak memiliki jiwa dan karakter baik di lingkungan masyarakat,”Tutup Ferdy.