Uncategorized
UMAT JANGAN MAU DIPECAH-BELAH DENGAN ISU MAHAR POLITIK
Kontributor (Ichsan)
SBNews – Jakarta I Habib Novel Bamu’min SH yang juga sebagai anggota LDF DPP FPI, wakil ketua ACTA Serta wakil ketua TPUA, Sekjen TAM , Humas PA 212 ) Menyampaikan Via Whatsapp. ” Saya berharap agar umat jangan mau dipecah-belah dengan isu mahar politik terkait pernyataan La Nyala Mataliti beberapa hari lalu” . (15/01/18)Ada tiga hal penting yang perlu jadi pertimbangan kita semua. Yang pertama, soal uang mahar tersebut masih sebatas isu yang belum terbukti kebenarannya secara hukum. Bahkan La Nyala sendiri mengaku tidak pernah bicara uang mahar, yang ada adalah uang saksi. Kalau uang saksi tentu tidak dapat dikatakan sebagai mahar karena pemanfaatan saksi adalah untuk La Nyala sendiri sebagai calon jika benar direkomendasikan. Lain hal jika dikemudian hari uang tersebut tidak dimanfaatkan untuk pengadaan saksi, baru bisa bermasalah.Yang kedua, soal ada beberapa calon yang direkomendasikan ulama tapi tidak bisa maju Pilkada. Saat ini hampir semua partai mengalami kesulitan dalam menentukan calon. Banyak sekali dinamikanya, mulai dari suara partai yang tidak cukup untuk mengusung calon sendiri, sampai dengan persoalan strategi pembiayaan pencalonan yang membutuhkan dana sangat besar. Kalau toh sulit menerima rekomendasi calon yang diusulkan ulama, menurut saya terpenting adalah jangan sampai figur-figur yang dikenal memusuhi Islam diajukan sebagai calon oleh partai politik yang selama ini dekat dengan umat .Yang ketiga , soal soal komitmen Gerindra, PAN dan PKS terhadap pembelaan umat. Menurut saya komitmen mereka terhadap pembelaan terhadap umat tidak bisa dinilai hanya dari penentuan calon pada Pilkada. Kita harus merujuk pada rekam jejak mereka dalam isu-isu soal keumatan. Kita tahu bahwa ketiga partai tersebut bersikap tegas menolak Perpu Ormas di DPR, melawan penista Agama dan mereka juga tidak sungkan menerima perwakilan umat yang dikriminalisasi. Di luar parlemen kita tahu juga bahwa kader-kader partai tersebut terlibat langsung dalam aktivitas membela umat seperti mengajukan sejumlah uji materiil UU yang diangap merugikan umat ke MK, mendampingi ulama dan aktivis Islam yang dikriminalisasi dan lain-lain.Saat ini kita harus waspada dan jangan sampai mudah dipecah-belah. Kita sudah membuktikan bahwa jika umat bersatu maka kekuatan politik sebesar apapaun tidak akan bisa mengalahkan kita.Saya berharap agar kita tetap bersatu dgn spirit 212 untuk trus melawan penista agama , kriminalisasi ulama , aktivis dan umat Islam , komunis , LGBT, aliran sesat , penghianat negara , penjajahan asing dan aseng jangan terpecah belah dgn pernyataan politik La Nyala ga jelas dalam perjuangan melawan penista agama dan para pendukung penista agama.,
SBNews – Jakarta I Habib Novel Bamu’min SH yang juga sebagai anggota LDF DPP FPI, wakil ketua ACTA Serta wakil ketua TPUA, Sekjen TAM , Humas PA 212 ) Menyampaikan Via Whatsapp. ” Saya berharap agar umat jangan mau dipecah-belah dengan isu mahar politik terkait pernyataan La Nyala Mataliti beberapa hari lalu” . (15/01/18)Ada tiga hal penting yang perlu jadi pertimbangan kita semua. Yang pertama, soal uang mahar tersebut masih sebatas isu yang belum terbukti kebenarannya secara hukum. Bahkan La Nyala sendiri mengaku tidak pernah bicara uang mahar, yang ada adalah uang saksi. Kalau uang saksi tentu tidak dapat dikatakan sebagai mahar karena pemanfaatan saksi adalah untuk La Nyala sendiri sebagai calon jika benar direkomendasikan. Lain hal jika dikemudian hari uang tersebut tidak dimanfaatkan untuk pengadaan saksi, baru bisa bermasalah.Yang kedua, soal ada beberapa calon yang direkomendasikan ulama tapi tidak bisa maju Pilkada. Saat ini hampir semua partai mengalami kesulitan dalam menentukan calon. Banyak sekali dinamikanya, mulai dari suara partai yang tidak cukup untuk mengusung calon sendiri, sampai dengan persoalan strategi pembiayaan pencalonan yang membutuhkan dana sangat besar. Kalau toh sulit menerima rekomendasi calon yang diusulkan ulama, menurut saya terpenting adalah jangan sampai figur-figur yang dikenal memusuhi Islam diajukan sebagai calon oleh partai politik yang selama ini dekat dengan umat .Yang ketiga , soal soal komitmen Gerindra, PAN dan PKS terhadap pembelaan umat. Menurut saya komitmen mereka terhadap pembelaan terhadap umat tidak bisa dinilai hanya dari penentuan calon pada Pilkada. Kita harus merujuk pada rekam jejak mereka dalam isu-isu soal keumatan. Kita tahu bahwa ketiga partai tersebut bersikap tegas menolak Perpu Ormas di DPR, melawan penista Agama dan mereka juga tidak sungkan menerima perwakilan umat yang dikriminalisasi. Di luar parlemen kita tahu juga bahwa kader-kader partai tersebut terlibat langsung dalam aktivitas membela umat seperti mengajukan sejumlah uji materiil UU yang diangap merugikan umat ke MK, mendampingi ulama dan aktivis Islam yang dikriminalisasi dan lain-lain.Saat ini kita harus waspada dan jangan sampai mudah dipecah-belah. Kita sudah membuktikan bahwa jika umat bersatu maka kekuatan politik sebesar apapaun tidak akan bisa mengalahkan kita.Saya berharap agar kita tetap bersatu dgn spirit 212 untuk trus melawan penista agama , kriminalisasi ulama , aktivis dan umat Islam , komunis , LGBT, aliran sesat , penghianat negara , penjajahan asing dan aseng jangan terpecah belah dgn pernyataan politik La Nyala ga jelas dalam perjuangan melawan penista agama dan para pendukung penista agama.,