Siber.news | Dugaan kuat adanya main mata antara penyedia jasa dan konsultan pengawas di ruas jalan Nasional Cikampek-Pamanukan, Cikampek-Purwakarta dan Karawang-Cikampek terlihat nyata.
Dilokasi kegiatan, Hampir semua ruas jalan Nasional PPK Wilayah 1 nampak kumuh dan longsor. Seperti ruas jalan Cikampek-Purwakarta yang tadinya menggunakan karung, sekarang menggunakan coran.
Saneca sebagai PJ dengan Konsultan Pengawas PT. Perentjana Djaja, PT Diantama Rekanusa, dan PT. Jakarta Rencana Selaras (KSO) di duga telah melakukan rekayasa laporan, yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Untuk diketahui bahwa KAK adalah kerangka acuan kerja untuk memberikan gambaran umum dan penjelasan pekerjaan yang menjadi acuan dan petunjuk kerja bagi kontraktor atau konsultan dalam pelaksanaan di lapangan.
Dalam KAK, sudah jelas bahwa skedul tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa dan konsultan pengawas untuk melakukan laporan harian, mingguan hingga bulanan.
Hal itu mendapat sorotan dari kalangan aktivis, salah satunya Aktivis asal Cikampek Jawa Barat. Dia mengatakan, dari pantauan pada tahun 2023-2024 ini dilapangan sudah jelas hampir di semua ruas jalan Nasional wilayah 1 Jabar terlihat kumuh, nampak rumput liar memenuhi bahu jalan dan ruang manfaat jalan, belum lagi loneng yang tidak di cat dan di perbaiki, serta drainase yang tidak di rawat sehingga air menggenangi jalan, Ujar pria yang akrab dengan sebutan Bang Yos.
Menurutnya, lengkap sudah kekumuhan. “Sedangkan anggaran sangat signifikan yaitu sebesar Rp. 234 Milyar lebih, belum lagi anggaran pengawasan yang di lakukan KOS yang mana Konsultan pengawas yang menjadi KSO, apakah makan gaji buta, dan dugaan kuat laporan di Copy Paste,” imbuhnya.
“Kalau Konsultan Pengawas (KSO) tidak ada main mata dengan PJ, ini sudah jelas tahapan pemeliharaan jalan di semua ruas akan berjalan baik, tidak akan adanya media jalan menjadi tempat pembuangan puing hasil pecingan aspal, sehingga kecurigaan adanya permainan antara penyedia dan konsultan pengawas melengkapi hasil pantauan di lapangan”, sambungnya.
Lebih lanjut kata bang yos, PT. Saneca dan konsultan pengawas dalam pemeliharaan jalan di ruas jalan Karawang-Cikampek, Cikampek-Purwakarta dan Cikampek-Pamanukan selama 2 tahun dan akan berakhir pada akhir tahun ini.
“Namun pekerjaan pemeliharaan jalan nampak tidak ada dari tahun kemarin, ini terlihat nyata dari pengecetan loneng, pengecetan bahu jalan, perbaikan loneng atau oprit, serta yang lainnya.
“Yang lebih parah lagi di ruas Cikampek-Purwakarta, nampak perbaikan longsor tepatnya di Cibungur menggunakan karung, dan sekarang ini baru di perbaiki menggunakan coran dan ini sudah jelas KAK tidak di gunakan,” sambungnya.
Diungkapkan bang Yos, saat ini PT. Saneca sedang melakukan pemasangan U Dith di ruas jalan Cikampek-Pamanukan.
Dari pantauan Media Siber dilokasi pekerjaan, pemasangan U-Ditch tidak menggunakan pasir sebagai dasar pasangan dan elevasi.
Saat Media Siber meminta penjelasan terkait pemasangan U-Ditch kepada Saefull Kepala Pengawas Lapangan (Kawaslap) PPK 1 mengatakan, bahwa yang dilaksanakan sudah sesuai desain.
Di gambar desain, memang tidak ada urugan pasirnya, tulisnya singkat singkat melalui media pesan whatsApp.
Sementara Saat ditanya berapa panjang pengerjaan U-Ditch, Saeful lebih memilih bungkam dan terkesan acuh kepada media.
Sementar terpisah, Ketua Umum Gerakan Moral Anti Kriminalitas (GMAKS), Saeful Bahri mengatakan, bahwa KAK menjadi landasan utama dalam melakukan kegiatan pemeliharaan atau peningkatan jalan.
Bahri menduga ada permainan antara penyedia Jasa, Konsultan dan PPK 1 PJN Jawa Barat.
“Dimana pada pemeliharaan longsoran di ruas jalan Cikampek-Purwakarta tepatnya di daerah Cibungur sebelumnya menggunakan karung dan setelah di konfirmasi pemeliharaan longsoran menggunakan coran, ini sudah jelas adanya rekayasa pekerjaan yang tidak mengacu kepada KAK,” tegasnya.
Belum lagi kegiatan pemeliharaan bahu jalan, loneng dan yang lainnya.
Lebih lanjut, Bahri anggaran 234 Milyar lebih bukan anggaran yang sedikit, sangat fantastis untuk pekerjaan pemeliharaan, karena sudah jelas hitungan pemeliharaan perkilometernya, pungkasnya mengakhiri. (Yan)