Toko Bangunan Mengker Jaya Diduga Mark -Up Harga Untuk Proyek Negara
Kondisi Bangunan Program BSPS Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol
Pemerintahan Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol, menyayangkan adanya mark- up harga material untuk pembangunan rumah warga tidak mampu yang diduga dilakukan oleh Toko Bangunan Mengker Jaya sebagai penyuplai bahan material dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR.
Hal itu diungkapkan oleh Kades Balekambang, Anap Setiawan belum lama ini kepada wartawan, menurutnya dari 20 warganya yang menerima bantuan sebesar Rp 17,5 juta yang ditransfer melalui rekening masing-masing penerima program BSPS kerap mengeluhkan harga material yang lebih mahal harganya di Toko Bangunan Material daripada harga umum dipasaran.
“saya kasian sama warga penerima program BSPS dengan harga barang-barang materialnya yang lebih mahal, sedangkan pihak desa tidak dilibatkan dalam pembangunan program tersebut hanya sekedar mengusulkan saja.
Dari berbagai jenis bahan bangunan yang dijual oleh toko Mengker Jaya seperti harga pasir yang sangat mencolok. Harga dipasaran satu mobil pick up Carry hanya Rp 250 ribu, pihak toko menjual seharga Rp 480 ribu, sementara lem hable harga normalnya Rp 70 ribu, dijual Rp 780 ribu, termasuk harga material yang lainnya. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi warga penerima program BSPS,” ungkap Kades Anap.
Terpisah, salah seorang warga Desa Balekambang penerima program BSPS, Arif mengatakan dari berbagai jenis bahan material yang paling mahal adalah pasir satu mobil Carry harganya mencapai Rp 480 ribu, sedangkan dari luar pihak Toko Mangker Jaya hanya beli Rp 250 ribu dengan kualitas barang yang sama.
“Yang keterlaluan harga pasir, Toko Mengker Jaya mengambil keuntungan Rp 230 ribu. Hampir dua kali lipat harga dipasaran. saya sebagai penerima bantuan tidak terima dengan adanya mark – up yang merugikan penerima BSPS, makanya saya lapor ke pak kades. Bantuan yang masuk melalui rekening sebesar Rp 17,5 juta.
Saya sebagai penerima BSP hanya dikasih uang Rp 2,5 juta, katanya untuk bayar tukang, sementara sisa uang sebesar Rp 15 juta dipegang semua oleh pihak Toko Mengker Jaya, katanya untuk bayar material,” tuturnya.
Seperti diketahui, program bantuan stimulan perumahan swadaya ( BSPS) merupakan program pemerintah pusat melalui kementrian PUPR yang diusung partai politik melalui dana aspirasi untuk membantu perumahan bagi warga yang kurang mampu dibantu dengan swadaya masyarakat dengan nilai bantuan Rp 17,5 juta per kepala keluarga (KK).
Dengan rincian Rp 15 juta untuk bahan material, sedangkan Rp 2,5 juta untuk upah tukang selama sepuluh hari kerja. Dalam teknis realisasinya hanya bisa diambil berupa barang yang diambil ditoko material yang telah ditunjuk. kecuali untuk upah Rp2,5 juta yang diuangkan untuk upah dan masing desa mendapat 20 orang warga penerima BSPS. (rudi/Has)