|
SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto. (Foto: sawahluntotourism.com) |
Padang,
SBNews – Peristiwa
yang menghangat akhir – akhir ini, bahwa nyaris akan dikeluarkannya sekitar 18
orang siswa baru SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto, dikarenakan kelebihan kapasitas
penerimaan siswa sebagaimana sesuai prosedur dan sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik),
mulai mereda.
Suryanto,
M.Pd, Kepala Bidang Pembina SMA Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
menyebutkan kepada SBNews, sore Jum’at (13/9/2019), bahwa pihaknya tanggal 12
September 2019 sudah melakukan rapat di Kantor Kecamatan Lembah Segar, Kota
Sawahlunto bersama pihak SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto, perwakilan Wali Murid
baru SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto, Kapolsek Sawahlunto, Bhabinkamtibmas serta
yang lainnya.
“Ya
kita sudah rapat dengan semua pihak. Intinya, masalah yang terjadi terhadap
murid baru SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto sudah teratasi. Kami menyepakati sistem
jarak tempat tinggal ke sekolah. Dimana siswa yang jaraknya dekat dengan SMA
Negeri 1 Kota Sawahlunto, akan di prioritaskan. Sementara jarak yang jauh dari
SMA Negeri Kota Sawahlunto, bisa pindah ke SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 Kota
Sawahlunto,” ujar Suryanto.
Kepsek SMA
Negeri 1 Mengundurkan Diri
Dalam
kesempatan yang sama, Suryanto pun menyampaikan, bahwa Sri Sumarni, Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya.
Informasi itu dipastikan keabsahannya oleh Suryanto.
Sebelumnya,
Sri Mulyani mengakui bahwa memang ada kesalahan dalam penerimaan siswa baru di
SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto, yang akibatnya terjadi kelebihan kapasitas siswa
dan bermasalah di Dapodik.
Ia
mengakui, penerimaan siswa baru SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto sudah terkunci
untuk 7 ruang belajar, per-tanggal 1 September 2019. Masing – masing ruang
belajar, sesuai peraturan, hanya bisa menampung 32 orang siswa dan maksimal 36
orang.
Ketika
pihak Disdik Sumbar melakukan Sidak, ditemui ternyata jumlah siswa ada yang
mencapai 42 orang untuk beberapa ruangan. Itu artinya, terjadi kelebihan
kapasitas dan sangat tidak dibenarkan dan tidak akan diterima di sistem Dapodik.
“Dengan
keadaan ini, semua menyorot dan menyalahkan saya. Padahal saya sudah berusaha
melakukan yang terbaik,” ujar Sri Sumarni, kepada SBNews kemarin.
Rico Alviano
Monitor Solusi Disdik Sumbar
Anggota
DPRD Provinsi Sumatera Barat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rico
Alviano,ST, melakukan monitor intensif setiap proses penyelesaian masalah siswa
baru di SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto.
“Siswa
baru SMA Negeri 1 Kota Sawahlunto diterima kembali. Besok sudah mulai sekolah.
Saya monitor intensif dan sebelumnya sudah menemui Kepala Dinas Pendidikan
Sumatera Barat bersama Bang Tarjok/ Taufik Syahrial,” ungkap Rico Alviano. (Rico Adi Utama)