Uncategorized
Memperingati Hari Bela Negara, Menciptakan Konsep Payung Kebangsaan
Oleh : Muhammad Ichsan. S.PdPemerhati Sejarah Militer, Historia Adat NusantaraSBNews – Opini I Tidak Lama lagi memasuki bulan Desember, Bulan memperingati hari bela negara (HBN). Perjalanan Kemerdekaan Bangsa ini telah genap 72 tahun, Indonesia sendiri telah banyak berkiprah di dunia Internasional. Khususnya dari segi pertahanan HBN (Bela Negara), dilalui dengan berbagai situasi genting, darurat, hingga hal yang amat membanggakan rakyat negeri ini. Semua telah tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa. Sebagian penerus bangsa harus ditanamkan kesadaran Bela Negara, disosialisasikan pada penerus generasi bangsa kedepannya. HBN (Hari Bela Negara) adalah hari bersejarah Bangsa Indonesia yang jatuh pada tanggal 19 Desember untuk memperingati deklarasi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia oleh Mr. Sjarfuddin Prawiranegara di Sumatera Barat pada tahun 19 Desember 1948. Keputusan ini ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keppres No.28.Bertempatan di Hari Bela Negara atau HBN Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.Upaya mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara sebagai nilai dasar bela negara mencakup cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela negara.Mengapa sudah sepatutnya menciptakan konsep payung kebangsaan sejak dini kepada generasi penerus.? Menurut M. Ichsan ” Generasi Millenial atau Generasi Z ” memiliki segala potensial untuk menciptakan pertahanan negara yang kokoh dari gangguan bangsa asing atau perusak kedaulatan Negara. Salah satunya ada mempertahankan Identitas, Kebudayaan, hingga integritas suatu ciri khas bangsa tersebut, Ada 5 konsep payung kebangsaan menurut saya, ” Pertama, Konsep bela negara menanggulangi Bencana. Kedua, Konsep Bela negara menjaga teritorial kedaulatan (wilayah perbatasan). Ketiga, Konsep Bela Negara melalui mengembangkan ilmu pendidikan. Keempat, Konsep bela negara meng upgrade alutsista. Kelima Konsep bela negara melalui lembaga khusus membidangi Sejarah, Ilmu Budaya serta memperkuat ilmu kebangsaan ( rasa cinta tanah air ) “. tutupnya.Mengapa menggunakan konsep payung melengkung disertai tiang pancang?. Indonesia luasnya sudah diakui negara baik adidaya,adikuasa dunia maupun wilayah kawasan Asia Pasifik. ini berpotensi berbahaya di kemudian hari. hari ini ekonomi, serta masukknya budaya asing menggerus budaya kita. kedepan kedaulatan serta wilayah bisa saja berpindah tangan. untuk menanggulangi hal tersebut maka sudah sepatutnya kita berbenah dengan menciptakan payung kebangsaan tersebut dari Sabang, sampai merauke. Dari Miangas sampai pulau Rote. Hal ini jika kita melihat peta akan berbentuk payung. dengan tiang pancang pulau Jawa , Bali, NTB serta NTT sebagai penopang Indonesia. Garis depan ada Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara Serta Papua Barat. sebagai Garda terdepan NRI.
Bela Negara juga tidak lepas dari Smart Power atau Soft Power. Menjaga negeri tidak harus datang dari musuh diluar saja. Tetapi menangkal dari dalam, khususnya paham ideologi radikalisasi yang telah ditanam. Caranya adalah dengan mendeteksi setiap gerak gerik segala aktifitas yang mengancam NRI (Negara Republik Indonesia). Sosialisasi Kebangsaan, Diskusi Kebangsaan, Mempelajari ulang sejarah Perjalanan Bangsa serta hal hal positif lainnya sebagai penangkal efektif proses menghadang masuknya radikalisasi Ideologi merusak kerukunan umat beragama dan toleransi bangsa ini kedepannya.Inilah yang harus dipersiapkan oleh generasi millenial kedepan sebagai penerus dari penguasa serta yang memimpin tampuk pemerintahan. Indonesia saat ini telah memasuki fenomena bonus demografi. Fenomena ketika Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk usia produktif secara signifikan.Upaya lain yang harus dilakukan kedepan untuk generasi Muda Bela Negara (BN) adalah rencana untuk melakukan pemetaan keahlian penduduk usia produktif sebagai upaya untuk merespons kebutuhan. Mapping atau pemetaan pada sektor yang kontributif pada pertumbuhan ekonomi. Pemetaan perlu dilakukan berdasar pada prioritas kepentingan daerah. Kemudian untuk generasu milenial juga memilik PR Pekerjaan Besar terhadap respon bencana kedepannya. Indonesia dengan wilayah yang rentan terhadap bencana alam patut dipertimbangkan khususnya dalam hal tanggap bencana.Terakhir adalah dengan mulai belajar untuk mempersiapkan Generasi Milenial yang melek terhadap bencana disekitar sejak dini dalam menghadapi bencana yang serupa atau bencana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian baik secara materi maupun moril. Intinya Bela negara bukan saja siap untuk menghadapi situasi darurat kawasan Asean maupun Asia Pasifik akan tetapi juga darurat bencana sekitar maupun Global.