Uncategorized
Mahasiswa Unsyiah Mari Satukan Suara
Kontributor (Ichsan)
SBNews – Banda Aceh I Pemilihan Raya BEM Unsyiah (Universitas Syiah Kuala) yang akan berlangsung 19 Desember 2018 terbilang sangat sengit, Ada 5 Kandidat Calon Ketua BEM Unsyiah yang akan bertarung pada tahun ini secara personal menurut saya kemampuan mereka semua sama. Sebagai Mahasiswa biasa yang juga kuliah di Unsyiah saya juga mempunyai hak pilih. Pilihan ini saya tetapkan setelah saya menyaksikan kegiatan Debat Kandidat yang telah berlangsung Kamis 14 Desember 2017 di Lapangan Tugu Darussalam- Banda AcehBanyak Visi dan Misi yang bagus dirangkai oleh para kandidat tersebut dengan berbagai kata yang indah, namun untuk apa itu semua jika tidak mempunyai komitmen
seorang panelis debat, Effendy Hasan, menegaskan hal tersebut saat memberikan pertanyaan kepada kandidat calon pada sesi kedua debat.Efendy mengaku, acara debat seharusnya dimulai pukul 08.30 dan panelis sudah berada di lokasi. Namun, ia menyayangkan keterlambatan beberapa calon ketua BEM saat hadir di lokasi debat, sehingga acara baru dimulai sekitar pukul 10.00.“Kami (panelis) datang pukul 08.30. Kalian merupakan calon ketua BEM dan itu harus menjadi teladan bagi mahasiswa Unsyiah. Hari ini tergambarkan bagaimana kalian menjadi contoh teladan ketika panelis harus menunggu kalian,” ujarnya seperti yang telah diberitakan Detak Unsyiah.Saat ditanya oleh panelis lain, Saifuddin Bantasyam kenapa mereka telat hadir saat debat kandidat jawaban para kandidat tersebut malah membela diri. Apa seperti ini contoh Presiden Mahasiswa Unsyiah kedepan? bagaimana mungkin bisa menjalankan Visi dan Misi jika memimpin diri sendiri tidak bisa.Sahabat-sahabat Mahasiswa Unsyiah yang menyaksikan kegiatan Debat kemarin tentu tahu siapa yang telat datang kemarin, rasanya tidak perlu saya utarakan ditulisan ini takutnya ada yang marah nanti.Ini harus menjadi catatan penting bagi kita bersama sebagai mahasiswa yang juga mempunyai hak untuk memilih.Kemudian dari fenomena selama masa kampanye berlangsung saya melihat ada satu kandidat yang paling disudutkan dan dizalimi terbukti dari berbagai akun Instagram palsu yang dibuat khusus untuk menjelekkan kandidat lain. Disamping itu juga saya memantau langsung dilapangan spanduk kandidat yang di zalimi tadi banyak dicopot bahkan paling menyedihkan lagi sudah dicopot talinya dipakai oleh kandidat yang mencopot dan dipasang dilokasi yang sama. Aneh bin ajaib dunia sekarang.Tentu dalam proses ini pendapat dan pilihan kita semua berbeda-beda namun harapan saya secara objektif dan haqqul yaqin telah saya titipkan pada Nomor urut 1 dari FKIP Unsyiah. Saya yakin teman-teman ada sepaham dengan saya dan saya juga mengajak teman-teman mahasiswa Unsyiah jangan pernah ragu untuk memilih dan menentukan sikap, sebagai mahasiswa intelektual kita harus segera menentukan pilihan dan pilihan terbaik ada dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP) dan pada akhirnya media kita berbeda namun lupakan itu warna boleh berbeda tujuan tetap satu, satu detik untuk berpikir, satu menit untuk melangkah, satu tujuan menentukan suara 19 Desember 2017 mari menuju TPS dan satukan suara kita, Pastikan Usaha Selesai.Oleh Murtadha Zaiton
Mahasiswa FISIP Unsyiah
SBNews – Banda Aceh I Pemilihan Raya BEM Unsyiah (Universitas Syiah Kuala) yang akan berlangsung 19 Desember 2018 terbilang sangat sengit, Ada 5 Kandidat Calon Ketua BEM Unsyiah yang akan bertarung pada tahun ini secara personal menurut saya kemampuan mereka semua sama. Sebagai Mahasiswa biasa yang juga kuliah di Unsyiah saya juga mempunyai hak pilih. Pilihan ini saya tetapkan setelah saya menyaksikan kegiatan Debat Kandidat yang telah berlangsung Kamis 14 Desember 2017 di Lapangan Tugu Darussalam- Banda AcehBanyak Visi dan Misi yang bagus dirangkai oleh para kandidat tersebut dengan berbagai kata yang indah, namun untuk apa itu semua jika tidak mempunyai komitmen
seorang panelis debat, Effendy Hasan, menegaskan hal tersebut saat memberikan pertanyaan kepada kandidat calon pada sesi kedua debat.Efendy mengaku, acara debat seharusnya dimulai pukul 08.30 dan panelis sudah berada di lokasi. Namun, ia menyayangkan keterlambatan beberapa calon ketua BEM saat hadir di lokasi debat, sehingga acara baru dimulai sekitar pukul 10.00.“Kami (panelis) datang pukul 08.30. Kalian merupakan calon ketua BEM dan itu harus menjadi teladan bagi mahasiswa Unsyiah. Hari ini tergambarkan bagaimana kalian menjadi contoh teladan ketika panelis harus menunggu kalian,” ujarnya seperti yang telah diberitakan Detak Unsyiah.Saat ditanya oleh panelis lain, Saifuddin Bantasyam kenapa mereka telat hadir saat debat kandidat jawaban para kandidat tersebut malah membela diri. Apa seperti ini contoh Presiden Mahasiswa Unsyiah kedepan? bagaimana mungkin bisa menjalankan Visi dan Misi jika memimpin diri sendiri tidak bisa.Sahabat-sahabat Mahasiswa Unsyiah yang menyaksikan kegiatan Debat kemarin tentu tahu siapa yang telat datang kemarin, rasanya tidak perlu saya utarakan ditulisan ini takutnya ada yang marah nanti.Ini harus menjadi catatan penting bagi kita bersama sebagai mahasiswa yang juga mempunyai hak untuk memilih.Kemudian dari fenomena selama masa kampanye berlangsung saya melihat ada satu kandidat yang paling disudutkan dan dizalimi terbukti dari berbagai akun Instagram palsu yang dibuat khusus untuk menjelekkan kandidat lain. Disamping itu juga saya memantau langsung dilapangan spanduk kandidat yang di zalimi tadi banyak dicopot bahkan paling menyedihkan lagi sudah dicopot talinya dipakai oleh kandidat yang mencopot dan dipasang dilokasi yang sama. Aneh bin ajaib dunia sekarang.Tentu dalam proses ini pendapat dan pilihan kita semua berbeda-beda namun harapan saya secara objektif dan haqqul yaqin telah saya titipkan pada Nomor urut 1 dari FKIP Unsyiah. Saya yakin teman-teman ada sepaham dengan saya dan saya juga mengajak teman-teman mahasiswa Unsyiah jangan pernah ragu untuk memilih dan menentukan sikap, sebagai mahasiswa intelektual kita harus segera menentukan pilihan dan pilihan terbaik ada dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP) dan pada akhirnya media kita berbeda namun lupakan itu warna boleh berbeda tujuan tetap satu, satu detik untuk berpikir, satu menit untuk melangkah, satu tujuan menentukan suara 19 Desember 2017 mari menuju TPS dan satukan suara kita, Pastikan Usaha Selesai.Oleh Murtadha Zaiton
Mahasiswa FISIP Unsyiah