Pariaman, SiberNews – Kepedulian dan kepekaan sosial Drs. H. Mukhlis Rahman,MM, mantan Walikota Pariaman dua periode, memang tidak pernah padam. Walaupun Ia tidak menjabat lagi dan memimpin Kota Pariaman, tetapi Ia tetap berbuat dan bermanfaat untuk orang banyak.
Melalui Yayasan bernama Al-Mughny Pariaman, Ia bersama rekan – rekan seperjuangan sedang berikhtiar membangun sebuah lembaga pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berbasis ‘Tahfizh’ dan dengan program boarding (asrama).
“SMA IT (Sekolah Menengah Atas – Islam Terpadu) muncul dalam rangka merespons kebutuhan orangtua siswa dari 3 satuan pendidikan SMP-IT di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, yang telah tamat untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang sejalur. Lokasi tanah bangunan SMA IT Yayasan Al-Mughny Pariaman seluas 3.000 M2, adalah wakaf dari keluarga Drs. H. Mukhlis Rahman, MM dan sekaligus adalah pendiri Yayasan Al-Mughny,” ungkap Amir Azli, kepada SiberNews, beberapa waktu yang lalu.
Lebih lanjut Amir Azli menjelaskan, bahwa menyadari kondisi remaja kekinian yang mudah dan sudah terpengaruh oleh narkoba, maka dibutuhkan pendidikan yang terprogram dalam bentuk berada di sekolah sehari penuh (fullday) dan diasramakan (boarding) sehingga Penguatan Pendidika Karakter berlangsung dgn baik dan terukur.
“Proses pendidikan dan pembinaan siswa SMA-IT ini dilengkapi dgn program tahfizh setelah tamat minimal 5 juz, sehingga siswa bisa diterima pada beberapa Perguruan Tinggi bebas uang kuliah,” tukuk Bang Amir, sapaan akrab Amir Azli.
“Bila ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri (Timur Tengah) kita menambahkan dengan keterampilan bahasa Arab dan bahasa Inggris serta beberapa mata kuliah selama 2 tahun di beberapa pesantren di Jawa. Tenaga Pengajar direkrut dari Guru-Guru yang berpengalaman lebih dari 5 tahun pada bidang studi yang ditekuninya,” ujar Bang Amir.
“Sedangkan Guru Tahfizh direkrut dari para Hafizh Al-Qur’an 30 Juz. SMA-IT ini, juga menerima calon siswa dari keluarga miskin dan anak yatim sehingga mereka mendapat pelayanan pendidikan yang berkualitas. Mesjid akan dibangun oleh donator dari Malaysia ukuran 14 x 14 m, secara penuh. Sedangkan lokal belajar dan asrama siswa putra dan putri kita menghimpun dana dari donator dari dalam dan luar negeri,” pungkas Bang Amir. (Rico Adi Utama)