Berita hari ini
BARAYA CARE, Adakan Pelatihan BLS dan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana.
Penulis :
SIBER.NEWS | DEPOK | Kejadian bencana pada awal tahun 2020, menyisakan duka yang mendalam bagi kita semua. Banjir dan longsor merata di Jabodetabek, Banten, serta daerah lainnya. Kerusakan alam akibat ulah manusia, menjadi salah satu faktor penyumbang terjadinya bencana.
Berdasarkan data dari BNPB, (update data, 16-Jan-2020, pkl.18.00 WIB), untuk wilayah Jabodetabek dan Banten, sedikitnya 20.360 orang terdampak dan mengungsi, 61 orang meninggal dunia dan 56 kelurahan serta 31 kecamatan terdampak akibat banjir dan tanah longsor di wilayah tersebut.
Sebagai bentuk kepedulian dan untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan warga masyarakat dalam menghadapii bencana, BARAYA CARE mengadakan “Pelatihan Basic Life Suport (BLS) dan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana, Sebagai Bekal Bagi Para Relawan Kemanusiaan”, Sabtu (18/01) di Mall Depok, Lantai 2, Jl. Margonda Raya, Kota Depok.
Sebagai narasumber utama dalam kegiatan tersebut, Adi Setio Purno beserta tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta.
Hadir dalam kegiatan pelatihan BLS dan Kesiapsiagan Menghadapi Bencana tersebut, Ketua Yayasan Al Ahya yang menaungi BARAYA CARE, Fidaus Adjum, dan dari jajaran BARAYA CARE terlihat hadir, Fredik Jakup Pinakunari, R. Soehartono, dan jajaran pengurus lainnya, para relawan yang tergabung dalam BARAYA CARE, serta para tamu undangan lainnya.
Sementara dari jajaran pemerintahan, hadir Novarita dari Dinas Kesehatan Kota Depok, Andi Sopian Aryadi dari Dinas Sosial, H Afrizal Alana anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi Partai Gerindra dan Denis Suratman bersama tim dari Satgas Anti Narkoba (SAAN) Kota Depok.
Ketua panitia sekaligus mewakili BARAYA CARE dan Yayasan Al Ahya, Kukuh Panca Santoso dalam kata sambutanya, menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada panitia, para relawan dan semua pihak yang hadir, bahu-membahu, bergotong royong untuk suksesnya kegiatan acara ini.
Lebih lanjut, Kukuh juga mengatakan bahwa BARAYA CARE sebagai lembaga kemanusiaan, perlu untuk terus meningkatkan kapasitas dan pengetahuan bagi para relawannya, agar mereka memiliki skill dan kemampuan sesuai bidang tugasnya. Disamping itu BARAYA CARE juga aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan kesiapsiagaan kebencanaan dan kemanusiaan, memperluas jejaring dengan sesama lembaga kemanusian yang ada di Kota Depok maupun ditingkat nasional.
Dalam pemaparanya, Adi Setio Purno menyampaikan bahwa Basic Life Suport (BLS) atau lebih dikenal juga dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD), hal yang penting untuk diketahui oleh banyak orang, dan harus diketahui dan dimiliki sebagai bekal dasar bagi para relawan, penggiat kemanusiaan dan kebencanaan, ketika harus menolong para korban di lapangan.
Hal tersebut diamini, oleh Novarita dari Dinas Kesehatan Kota Depok, bahwa penanganan pertama sebelum pasien sempat dibawah ke rumah sakit, yang dilakukan dengan tepat dan benar, bisa meminimalisir dan mengurangi jumlah korban meninggal dunia, baik itu korban akibat bencana maupun akibat kecelakaan di jalan raya.
“Kami dari Dinas Kesehatan Kota Depok mengapresiasi dan berterima kasih kepada BARAYA CARE yang sudah melakukan kegiatan penting ini. Kota Depok juga memiliki call center 119 yang setiap saat bisa dihubungi, untuk kebutuhan ambulance,dll, “jelas Novarita.
Selain menyampaikan materi tentang BLS, tim dari BPBD Provinsi DKI Jakarta juga menyampaikan materi tentang kesiapsiagan dalam menghadapi bencana serta simulasi dan tips-tips untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana, baik ketika terjadi kebakaran, banjir, gempabumi, dan bencana lainnya.
Tim narasumber dalam pelatihan tersebut sangat menyangkan pihak pengelola mall yang tidak terlihat hadir dalam kegiatan tersebut. Para pengelola mall, harus memiliki kepedulian terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana. Minimnya fasilitas terkait standart keselamatan dan kesiapsiagaan, seperti belum adanya rambu evakuasi, tangga darurat, alat pemadam kebakaran ringan (Apar), dll, harus menjadi bahan evaluasi serius bagi kita semua.
Disamping itu pengelola mall juga harus membentuk tim kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, melakukan simulasi secara berkala, sehingga ketika terjadi hal yang tidak diinginkan terkait dengan kebencanaan, ada tim yang bertanggung jawab untuk evakuasi dan mengarahkan para pengunjung sampai ke titik kumpul yang ada, dengan demikian bisa meminimalisir korban jiwa.
“Satu hal yang juga penting, dimanapun kita berada, kenali ancamannya, dan kurangi risikonya, tingkatkan kesiapsiagaan, untuk menujuk budara sdar bencana, agar kita siap untuk selamat ”jelas Adi Setio Purno.
Sementara itu, Anton Agus Haryanta dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) Provinsi DKI Jakarta, yang juga hadir dalam kegiata pelatihan tersebut, kepada tim media mengatakan bahwa paradigma penanggulangan bencana telah berubah, dari responsive ke preventif yang lebih mengdepankan pada kegiatan pengurangan risiko bencana.
“Belum terbentuknya BPBD di Kota Depok, menyebabkan penanganan terkait bencana kurang maksimal, hanya bersifat parsial, padahal yang dibutuhkan adalah penanganan yang komprenhensif dan menyeluruh. Fungsi BPBD di tingkat kota adalah untuk merumuskan pedoman penanggulangan bencana khususnya di tingkat kota, dan juga mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang ada, dimana Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai ex officio Kepala BPBD, sedangkan untuk tugas keseharianya dijabat oleh kepala pelaksana, ini amanat UU No.24/Th.2007, “jelas Agus Haryanta dari Forum PRB Prov.DKI Jakarta.
Senada dengan Agus Haryanta, anggota DPRD dari Fraksi Fraksi Gerindra, H. Afrizal Alana, sangat berterima kasih kepada para narasumber yang telah memaparkan begitu gamblang, terutama terkait kesiapsiagaan bencana.
“Dan ini menjadi bahan masukan yang sangat penting bagi kami di dewan, untuk merumuskan kebijakan kesiapsiagaan penanggulanngan bencana dan mendorong pemerintah kota serta seluruh stakeholder yang ada di Kota Depok, untuk lebih peduli dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana,”pungkas H. Afrizal Alana. (Guh)
