Uncategorized
Liber Simbolon : Politik adalah Urgensi Sosial Bagaimana Merebut Kekuasaan
Kontributor (MI)
SBNews, Jakarta I Lomba debat politik tingkat nasional mengangkat tema “Politik identitas dalam kebhinekaan” yang berlangsung tanggal 29 – 31 Januari 2018 di Universitas Kristen Indonesia Jakarta, Rabu (31/1) di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. (1/2)Dekan Ilmu Politik UKI, Dr. Angel Damayanti, MSi mengatakan Debat Politik Mahasiswa Tingkat Nasional merupakan bagian dari serangkaian kegiatan “Tahun Politik Pilkada 2018″.”Perlombaan ini bersifat kelompok dengan maksimal jumlah 3 orang per kelompok yang dibuka pada tanggal 29 Januari sampai dengan tanggal 31 Januari 2018,” ujar Angel Damayanti.Ditempat yang sama, Liber Simbolon Dewan Juri Debat Politik mengatakan lomba debat salah satu cara untuk kompetensi intelektual muda yakni mahasiswa agar lebih mudah memahami sistem ketatanegaraan dan konstitusi yang memiliki tugas untuk mengawal prinsip-prinsip dasar bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.”Peserta lomba debat mahasiswa ini sangat serius dan memiliki semangat tinggi. Ini patut menjadi contoh baik generasi muda kita. Diperlukan intelektual mahasiswa sebagai wahana kompetensi uji daya kemampuan yang akan membangun intelektualitas, daya kritis, dan bagaimana cara memahami prinsip dasar bernegara,” ujar Liber Simbolon di sela acara debat politik nasional 2018.Kepada Wartawan, Liber Simbolon mengatakan, dari 26 materi yang diperlombakan selain ‘Politik Identitas Dalam Kebhinekaan’, salah satu topik isu yang diangkat, misalnya, apakah mahar politik dalam sebuah kontestasi adalah sebuah hal yang lumrah, jelas bahwasannya politik adalah kepentingan untuk kekuasaan, kekuasaan untuk melayani rakyat adalah demokrasi, namun kekuasaan untuk dilayani rakyat adalah otoriter atau otokrasi. Politik bisa jadi seni, karena improvisasi person, ketika dengan cara mahar mendapat kekuasaan, maka potensial sekali akan mengumpulkan banyak untuk melipatgandakan perolehan jauh melebihi mahar saat berkuasa.”Politik adalah urgensi sosial bagaimana merebut kekuasaan, namun kekuasaan untuk melayani rakyat itulah demokrasi sedangkan kekuasaan untuk dilayani rakyat disebutkan otoriter atau otokrasi,” ujar Liber Simbolon yang juga dosen Bung Karno Jakarta ini.Peserta debat politik mahasiswa 2018 diikuti 28 tim dari berbagai kampus setelah uji seleksi diantaranya UI, UKI, UGM, Unes, Widiyatma, USU, UNJ, Presiden University, Universitas Airlangga dan kampus lainnya.Sementara panel dewan juri diantaranya Liber Simbolon, MKom, Dr. Anggel Damayanti, MSi, Indah Novitasari, MSi (Han), Dr. A. Bakir Ikhsan, MSi, Rachmawati Kemas MSi, Dr. Isbodorini Suyanto, MA, Fransiskus Gian Tue Mali, MSi, Dr. Nurliah Nurdin, MA, Dr. Osbin Samosir, MA. Dewan Juri (ka-ki) Dr A Bakir Ikhsan MSi, Liber Simbolon MKom, Rachmawati Kemas MSi, Dr Sidratahta Mukhtar MSi, dan Alfitus Minggu MSi pada acara Debat Politik Mahasiswa 2018 se-Indonesia, Rabu (31/1/2018) di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta.
SBNews, Jakarta I Lomba debat politik tingkat nasional mengangkat tema “Politik identitas dalam kebhinekaan” yang berlangsung tanggal 29 – 31 Januari 2018 di Universitas Kristen Indonesia Jakarta, Rabu (31/1) di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. (1/2)Dekan Ilmu Politik UKI, Dr. Angel Damayanti, MSi mengatakan Debat Politik Mahasiswa Tingkat Nasional merupakan bagian dari serangkaian kegiatan “Tahun Politik Pilkada 2018″.”Perlombaan ini bersifat kelompok dengan maksimal jumlah 3 orang per kelompok yang dibuka pada tanggal 29 Januari sampai dengan tanggal 31 Januari 2018,” ujar Angel Damayanti.Ditempat yang sama, Liber Simbolon Dewan Juri Debat Politik mengatakan lomba debat salah satu cara untuk kompetensi intelektual muda yakni mahasiswa agar lebih mudah memahami sistem ketatanegaraan dan konstitusi yang memiliki tugas untuk mengawal prinsip-prinsip dasar bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.”Peserta lomba debat mahasiswa ini sangat serius dan memiliki semangat tinggi. Ini patut menjadi contoh baik generasi muda kita. Diperlukan intelektual mahasiswa sebagai wahana kompetensi uji daya kemampuan yang akan membangun intelektualitas, daya kritis, dan bagaimana cara memahami prinsip dasar bernegara,” ujar Liber Simbolon di sela acara debat politik nasional 2018.Kepada Wartawan, Liber Simbolon mengatakan, dari 26 materi yang diperlombakan selain ‘Politik Identitas Dalam Kebhinekaan’, salah satu topik isu yang diangkat, misalnya, apakah mahar politik dalam sebuah kontestasi adalah sebuah hal yang lumrah, jelas bahwasannya politik adalah kepentingan untuk kekuasaan, kekuasaan untuk melayani rakyat adalah demokrasi, namun kekuasaan untuk dilayani rakyat adalah otoriter atau otokrasi. Politik bisa jadi seni, karena improvisasi person, ketika dengan cara mahar mendapat kekuasaan, maka potensial sekali akan mengumpulkan banyak untuk melipatgandakan perolehan jauh melebihi mahar saat berkuasa.”Politik adalah urgensi sosial bagaimana merebut kekuasaan, namun kekuasaan untuk melayani rakyat itulah demokrasi sedangkan kekuasaan untuk dilayani rakyat disebutkan otoriter atau otokrasi,” ujar Liber Simbolon yang juga dosen Bung Karno Jakarta ini.Peserta debat politik mahasiswa 2018 diikuti 28 tim dari berbagai kampus setelah uji seleksi diantaranya UI, UKI, UGM, Unes, Widiyatma, USU, UNJ, Presiden University, Universitas Airlangga dan kampus lainnya.Sementara panel dewan juri diantaranya Liber Simbolon, MKom, Dr. Anggel Damayanti, MSi, Indah Novitasari, MSi (Han), Dr. A. Bakir Ikhsan, MSi, Rachmawati Kemas MSi, Dr. Isbodorini Suyanto, MA, Fransiskus Gian Tue Mali, MSi, Dr. Nurliah Nurdin, MA, Dr. Osbin Samosir, MA. Dewan Juri (ka-ki) Dr A Bakir Ikhsan MSi, Liber Simbolon MKom, Rachmawati Kemas MSi, Dr Sidratahta Mukhtar MSi, dan Alfitus Minggu MSi pada acara Debat Politik Mahasiswa 2018 se-Indonesia, Rabu (31/1/2018) di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta.