Dobel KKS BPNT Kecamatan Picung, Begini Penjelasannya
Pandeglang, Siber.news – Sorotan tentang Dua pengguna Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) untuk penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang provinsi Banten yang dianggap tidak tepat, kejadian tersebut tepatnya di desa Pasirsedang, namun realisasi dobel KKS BPNT itu salah satu kartunya dialihkan kepada Keluarga Penerima Manfa’at (KPM) yang dinilai masuk dalam katagori layak dapat bantuan tersebut.
“Bagi KPM yang memiliki Dua kartu BPNT memang salah satu dari kartu itu saya tahan agar tidak doble, selanjutnya saya koordinasi dengan Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK),” ujar Umayah pemilik è_Warong (Agen) desa Pasirsedang, Minggu (10/05/2020).
Setelah pemilik E_warong berkoordinasi dengan TKSK, maka selanjutnya ia meminta solusi terhadap kepala desa setempat, pada akhirnya kartu yang Ganda itu dialihkan kepada Warga desa Pasirsedang yang dianggap layak menerimanya, atas persetujuan Kepala Desa setempat.
“Salah satu kartu BPNT atas nama Deti kami alihkan kepada Amah warga kampung Seutipasir Rt 01 Rw 02 desa Pasirsedang kecamatan Picung – Pandeglang, sementara kartu atas nama Murni kami alihkan kepada Mila janda anak Satu warga kampung yang sama, putri dari ibu Jaemah, pengalihan salah satu kartu yang doble itu atas persetujuan kepala desa Pasirsedang, bahkan pihak Dinas Sosial juga mengetahuinya,” beber Umayah.
Amah penerima kartu KKS BPNT bersama H. Slamet suaminya yang memang ternyata layak sebagai penerima manfaat
Masih dilingkungan desa Pasirsedang, Amah salah seorang penerima BPNT membenarkan bahwa dirinya mendapat bantuan itu melalui kartu atas nama Deti. “Saya mendapatkan Program BPNT karena pemegang kartu pemberian ibu Umayah, pak Rohadi dan bapak kepala desa Pasirsedang atas nama Deti,” ucapnya.
Sementara Mila salah seorang pemegang kartu penerima BPNT atas nama Murni, mengakui bahwa dirinya menerima kartu tersebut pemberian kepala desa Pasirsedang bersama Rohadi dan Umayah. “Saya memegang kartu BPNT itu menerimanya dari ibu Umayah, pak Rohadi dan pak kepala desa, dan kartu tersebut dipegang ibu saya yang bernama Jaemah, kartu tersebut atas nama Murni,” tuturnya.
“Adapun tentang bapak saya yang disebut selaku pengusaha seperti yang diberitakan oleh media online itu kurang tepat, karena bapak saya adalah seorang kuli serabutan sambil berjualan buka warung Kopi di Jakarta,” tambah Mila, Janda anak Satu yang tidak memiliki mata pencaharian itu.
Mila penerima kartu KKS BPNT (kiri) anak dan ibu kandungnya Jaemah
Dobel kartu BPNT tersebut dijelaskan oleh Rohadi TKSK kecamatan Picung, ia membenarkan adanya dobel kartu BPNT seperti yang dilansir media online belum lama ini beredar, tetapi satu kartu tersebut yang Ganda, selanjutnya ditarik dari tangan KPM yang memiliki Dua kartu dan satu kartu dialihkan kepada warga setempat yang dianggap layak menerimanya, serta atas persetujuan Kepala Desa, dan ia pun sudah menyampaikannya kepada pihak Dinas Sosial, yakni kepada Suherman waktu itu.
“Pemegang kartu BPNT yang dobel atas nama Marni, salah satu kartunya kami berikan kepada saudari Mila yang lama menjada memiliki satu anak, dan tidak mempunyai penghasilan atau mata pencaharian. Dan kartu atas nama Deti kami berikan kepada ibu Amah yang tidak memiliki penghasilan tetap ataupun penghasilan harian, sementara suami Amah adalah mantan pegawai perusahaan kebun sawit sejak tahun 1989, yang kini menjadi kuli serabutan, dan penghasilan sehari-harinya rata-rata Rp. 20.000 perhari,” pungkas Rohadi menjelaskan kepada Awak media. (M. Irfan Dani)
