Berita hari ini
Yobana Ingin Ada Pesantren di Setiap Nagari di Padang Pariaman
H. Yobana Samial,SH (tengah sedang memangku puterinya) bersama para Santri NMI, khusus Program Tahfizh. |
Jakarta,
SBNews – Kecintaan H. Yobana Samial, SH terhadap ilmu
Agama Islam, tampaknya ,begitu kuat. Dirinya dibantu oleh rekan – rekan Notaris Muslim Indonesia (NMI) dan beberapa
kolega lainnya, berhasil mendirikan Pondok Pesantren Tahfizh dan Mubaligh di
Sukabumi.
SBNews – Kecintaan H. Yobana Samial, SH terhadap ilmu
Agama Islam, tampaknya ,begitu kuat. Dirinya dibantu oleh rekan – rekan Notaris Muslim Indonesia (NMI) dan beberapa
kolega lainnya, berhasil mendirikan Pondok Pesantren Tahfizh dan Mubaligh di
Sukabumi.
Menurut
Yobana Samial, ke-Imanan dan ke-Taqwaan adalah pondasi seorang manusia,
khususnya Muslim. Jika Iman dan Taqwa sudah menaungi setiap diri manusia, maka
kemakmuran dan kesejahteraan akan mengikuti secara otomatis. Oleh sebab itu,
untuk iman perlu ilmu dan pendidikan yang maksimal, maka Ia berusaha
merealisasikan idenya mendirikan rumah – rumah Tahfizh termasuk pesantrennya
itu.
Yobana Samial, ke-Imanan dan ke-Taqwaan adalah pondasi seorang manusia,
khususnya Muslim. Jika Iman dan Taqwa sudah menaungi setiap diri manusia, maka
kemakmuran dan kesejahteraan akan mengikuti secara otomatis. Oleh sebab itu,
untuk iman perlu ilmu dan pendidikan yang maksimal, maka Ia berusaha
merealisasikan idenya mendirikan rumah – rumah Tahfizh termasuk pesantrennya
itu.
“Pondok
Pesantren Tahfizh NMI memang berawal idenya dari Saya. Namun, berdiri dan
berjalan lancarnya Pondok Pesantren itu sampai saat ini, adalah sumbangsih
rekan – rekan NMI itu sendiri; baik
materil maupun moril. Santri pondok ini pun berasal dari berbagai daerah
seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Padang Pariaman, yang saat ini berjumlah
12 orang,” ujar Yobana, belum lama ini kepada SBNews.
Pesantren Tahfizh NMI memang berawal idenya dari Saya. Namun, berdiri dan
berjalan lancarnya Pondok Pesantren itu sampai saat ini, adalah sumbangsih
rekan – rekan NMI itu sendiri; baik
materil maupun moril. Santri pondok ini pun berasal dari berbagai daerah
seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Padang Pariaman, yang saat ini berjumlah
12 orang,” ujar Yobana, belum lama ini kepada SBNews.
Sementara
itu, dilokasi yang sama, Pondok Pesantren yang terletak di Desa Pasir Datar
Indah, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat itu, juga terdapat
satu Pesantren lagi yang diberi nama An – Nahlu. Di An-Nahlu, khusus mendidik
para santrinya selama 1 (satu) tahun sehingga benar – benar matang jadi
Mubaligh dan mapan dalam berdakwah.
itu, dilokasi yang sama, Pondok Pesantren yang terletak di Desa Pasir Datar
Indah, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat itu, juga terdapat
satu Pesantren lagi yang diberi nama An – Nahlu. Di An-Nahlu, khusus mendidik
para santrinya selama 1 (satu) tahun sehingga benar – benar matang jadi
Mubaligh dan mapan dalam berdakwah.
“Pondok
Pesantren NMI, memang saya langsung selaku Ketua Yayasannya. Sementara untuk
An-Nahlu, Saya hanya salah satu Pembinanya,” papar Yobana.
Pesantren NMI, memang saya langsung selaku Ketua Yayasannya. Sementara untuk
An-Nahlu, Saya hanya salah satu Pembinanya,” papar Yobana.
Dilain
sisi, Yobana saat ini juga sedang membangun sebuah Rumah Tahfizh di bilangan
Jakarta Selatan. Bangunan dua tingkat itu, saat ini kondisinya sudah hampir
rampung. Disana akan dididik anak – anak, untuk menjadi Tahzfizh dan itu tidak
dipungut biaya alias gratis.
sisi, Yobana saat ini juga sedang membangun sebuah Rumah Tahfizh di bilangan
Jakarta Selatan. Bangunan dua tingkat itu, saat ini kondisinya sudah hampir
rampung. Disana akan dididik anak – anak, untuk menjadi Tahzfizh dan itu tidak
dipungut biaya alias gratis.
Di
kampung halamannya, Kabupaten Padang Pariaman, melalui Buya Amir Azli, Yobana
juga mendorong beberapa program Rumah Tahfizh, Subuh Berjamaah, Alfatiah Center
dan berbagai program dakwah lainnya. Juga, program tersebut tidak terlepas dari
bantuan rekan – rekan dan para koleganya termasuk beberapa diantaranya tokoh
Piaman Laweh, seperti pemilik Indah Kargo.
kampung halamannya, Kabupaten Padang Pariaman, melalui Buya Amir Azli, Yobana
juga mendorong beberapa program Rumah Tahfizh, Subuh Berjamaah, Alfatiah Center
dan berbagai program dakwah lainnya. Juga, program tersebut tidak terlepas dari
bantuan rekan – rekan dan para koleganya termasuk beberapa diantaranya tokoh
Piaman Laweh, seperti pemilik Indah Kargo.
“Maka,
Saya berkeinginan, Padang Pariaman agar menanamkan misi menjadi daerah berIman dan berTaqwa serta memiliki
wisata berbasis Syariah. Pesantren inilah termasuk salah satunya merupakan
wisata Syariah, yang dapat memberikan kontribusi untuk daerah dari sektor
wisata dan memberikan efek multi player bagi sektor lainnya pula; ekonomi
masyarakat setempat dan lain – lain. Sebab, Saya melihat Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Padang Pariaman tidak ada sektor yang bisa diandalkan, wisata
yang berbasis Syariah adalah solusinya,” tukas Yobana.
Saya berkeinginan, Padang Pariaman agar menanamkan misi menjadi daerah berIman dan berTaqwa serta memiliki
wisata berbasis Syariah. Pesantren inilah termasuk salah satunya merupakan
wisata Syariah, yang dapat memberikan kontribusi untuk daerah dari sektor
wisata dan memberikan efek multi player bagi sektor lainnya pula; ekonomi
masyarakat setempat dan lain – lain. Sebab, Saya melihat Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Padang Pariaman tidak ada sektor yang bisa diandalkan, wisata
yang berbasis Syariah adalah solusinya,” tukas Yobana.
Maka
dari itu, Yobana bercita – cita dapat membangun pesantren yang lebih besar dan
banyak lagi setelah di Sukabumi, untuk di Kabupaten Padang Pariaman. Ia
membandingkan Pondok Pesantren di Kabupaten Sukabumi jauh lebih banyak, puluhan
Pondok Pesantren di setiap kecamatan di daerah tersebut, seperti di Kecamatan
Caringin tempat Pesantren Yobana, yang berjumlah kurang lebih 60 Pondok
Pesantren.
dari itu, Yobana bercita – cita dapat membangun pesantren yang lebih besar dan
banyak lagi setelah di Sukabumi, untuk di Kabupaten Padang Pariaman. Ia
membandingkan Pondok Pesantren di Kabupaten Sukabumi jauh lebih banyak, puluhan
Pondok Pesantren di setiap kecamatan di daerah tersebut, seperti di Kecamatan
Caringin tempat Pesantren Yobana, yang berjumlah kurang lebih 60 Pondok
Pesantren.
“Saya
ingin membangun nantinya di Kabupaten Padang Pariaman: Satu Nagari, Satu Pondok
Pesantren, khusus Pondok Pesantren Tahfizh. Apabila disebuah nagari nanti di
Padang Pariaman tidak memungkinkan dibangun Pondok Pesantren Tahfizh karena
alasan pendanaan, akan dilakukan modifikasi system pesantren seperti program Boarding School (1 malam) pada hari Sabtu – Minggu saja.
Kemudian, bentuk lainnya; setiap hari pada Pukul 14.00 – 20.00 WIB, sehingga
anak – anak tidak mesti mondok,” pungkasnya.
ingin membangun nantinya di Kabupaten Padang Pariaman: Satu Nagari, Satu Pondok
Pesantren, khusus Pondok Pesantren Tahfizh. Apabila disebuah nagari nanti di
Padang Pariaman tidak memungkinkan dibangun Pondok Pesantren Tahfizh karena
alasan pendanaan, akan dilakukan modifikasi system pesantren seperti program Boarding School (1 malam) pada hari Sabtu – Minggu saja.
Kemudian, bentuk lainnya; setiap hari pada Pukul 14.00 – 20.00 WIB, sehingga
anak – anak tidak mesti mondok,” pungkasnya.
Kemudian,
walaupun Yobana Samial lebih meng-khususkan ingin membangun Pondok Pesantren
Tahfizh, Ia juga menegaskan bahwa tidak tertutup kemungkinan membangun Pondok
Pesantren Umum (Berbagai study Pesantren pada umumnya).
walaupun Yobana Samial lebih meng-khususkan ingin membangun Pondok Pesantren
Tahfizh, Ia juga menegaskan bahwa tidak tertutup kemungkinan membangun Pondok
Pesantren Umum (Berbagai study Pesantren pada umumnya).
“Dimulai
pada Tahun 2000an, Saya sudah pernah coba sebanyak 7 (tujuh) Sekolah Dasar (SD)
di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman; 1 Sekolah tingkat SD di Aur
Malintang, 3 Sekolah tingkat SD di Kecamatan Sungai Limau, 1 Sekolah tingkat SD
di Kecamatan Kampung Dalam dan 2 Sekolah tingkat SD di Kota Pariaman. Pada SD –
SD tersebut, saya mempratekkan metode Pondok Pesantren Umum, yang saat ini bisa
disebut SD Plus Pesantren (Teknisnya: Setelah
jam belajar umum anak – anak berakhir, mereka digiring untuk Shalat Dzuhur
berjamaah dan kemudian baru masuk pada program ajar Pesantren Umum yang
dimaksud dan diakhiri dengan Shalat Ashar berjamaah). Nah, ini kelak yang
akan saya realisasikan, kalau memang Allah SWT, meng-takdirkan saya memimpin
Kabupaten Pariaman nanti,” tegas Yobana.
pada Tahun 2000an, Saya sudah pernah coba sebanyak 7 (tujuh) Sekolah Dasar (SD)
di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman; 1 Sekolah tingkat SD di Aur
Malintang, 3 Sekolah tingkat SD di Kecamatan Sungai Limau, 1 Sekolah tingkat SD
di Kecamatan Kampung Dalam dan 2 Sekolah tingkat SD di Kota Pariaman. Pada SD –
SD tersebut, saya mempratekkan metode Pondok Pesantren Umum, yang saat ini bisa
disebut SD Plus Pesantren (Teknisnya: Setelah
jam belajar umum anak – anak berakhir, mereka digiring untuk Shalat Dzuhur
berjamaah dan kemudian baru masuk pada program ajar Pesantren Umum yang
dimaksud dan diakhiri dengan Shalat Ashar berjamaah). Nah, ini kelak yang
akan saya realisasikan, kalau memang Allah SWT, meng-takdirkan saya memimpin
Kabupaten Pariaman nanti,” tegas Yobana.
Ia
menilai, cita – citanya itu bukan hanya mimpi belaka, tetapi sesuatu yang benar
– benar bisa diwujudkan, yang terpenting adalah usaha yang sungguh – sungguh
termasuk komitmen dan keikutsertaan berbagai pihak. (Rico Adi Utama)
menilai, cita – citanya itu bukan hanya mimpi belaka, tetapi sesuatu yang benar
– benar bisa diwujudkan, yang terpenting adalah usaha yang sungguh – sungguh
termasuk komitmen dan keikutsertaan berbagai pihak. (Rico Adi Utama)