Berita hari ini
Petani Ubi Casesa, Mendesak PT.BAA Aktif Kembali
Bangka, Siber.News – Sejumlah sopir truk dan Petani Ubi Casesa desak manajemen pabrik PT. Bangka Asindo Agri ( PT. BAA ), Karena Tak ada kepastian kapan pengiriman ubi casesa diterima atau tidak .
Kepada awak medai, salah satu sopir truk, Kartuli warga Kecamatan Belinyu, mengatakan dirinya sudah 3 hari 3 malam antri di PT. BAA ini.
“Saya sudah tiga hari tiga malam antri di pabrik, tanpa ada kepastian ubi kami diterima atau tidak. Nah hari ini kami minta pihak pabrik terima ubi yang sudah kami bawa, mengingat kalau tidak diterima pasti busuk, kami mengalami kerugian,” kata Kartuli dengan nada kesal, Kamis (19/03/20).
Pemerintah yang menghimbau tanam ubi, malah Pemerintah yang hentikan produksi pabriknya.
Saya bawa dua mobil ubi kasesa totalnya sekitar Rp 15 juta belum lagi biaya makan minum selama menginap disini. Kalau jumlah yang mengantri saat ini diperkirakan ada 100 ton lebih ubi kasesa yang masih antri untuk dibeli,” imbuhnya.
“Dulu pemerintah himbau tanam ubi, dana, bibit, pupuk dibantu nah begitu panen dihambat,” ungkapnya.
Kami ini pakai dana Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) dan pinjaman harus dikembalikan, kami mengeluh kemana?
Pemerintah itu siapa, tanpa kami rakyat, pemerintah tidak ada, kalau tidak diterima ubi ini akan busuk siapa bertanggung jawab,” tegas Kartuli.
Sementara itu, perwakilan PT.BAA Sulaiman mengungkapkan akan menuruti anjuran tim independen terkait pengolahan bakteri.
“Kami serba salah Pemkab Bangka menghimbau hentikan sementara produksi, walau belum ada himbauan tertulis. Anjuran tim independen untuk membuat viding bakteri dan itu akan kita lakukan, kalau viding bakteri sudah siap pabrik bisa produksi ubi 500 ton/ hari,” ujarnya.
Menurut Sulaiman jumlah petani ubi di Kabupaten Bangka mengalami peningkatan.
“Secara statistik petani singkong di Bangka sudah banyak, harusnya Pemkab melihat sisi ini bijak dalam mengambil kebijakkan. Kita terima semua ubi kita salah, gak kita terima kasihan petani namun kita gak bisa abaikan juga himbauan pemerintah,” tukasnya.
Kalau para petani ingin sampaikan aspirasi. Pihaknya tidak ada kapasitas,kami tidak menyuruh dan melarang.
“Kami juga dari pabrik semua butuh proses, kalau petani ingin sampaikan aspirasi ke pemerintah kita tidak melarang dan menyuruh. Kami minta kebijakkan ke pemerintah kalau ubi petani sudah dicabut bisa kami terima yang belum dicabut jangan dicabut,” tutupnya.
Pihak PT BAA hingga saat ini belum bisa membeli ubi kasesa yang dijual oleh para petani di Kabupaten Bangka terkait dengan imbauan Bupati Bangka untuk menghentikan operasional pabrik sementara waktu.
Namun hingga saat ini surat resmi dari Bupati Bangka belum diterima oleh pihak pabrik.
Tanggapan ini disampaikan oleh Humas PT BAA, Sulaeman menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para petani dan sopir pengangkut ubi kasesa di halaman pabrik tapioka ini, Kamis (19/03/20).
“Kalau kita memaksakan untuk terus menerima ubi kasesa petani lalu terjadi loss maka akan membahayakan pabrik. Awal-awalnya kami menahan diri untuk menerima ubi kasesa petani, kita menerima terbatas saja karena itulah hingga malam bahkan esok harinya masih banyak yang antri, kita juga kasian kepada mereka para petani ubi yang jumlahnya sudah ribuan orang di Pulau Bangka ini,” jelas Sulaeman.(Bi)