Agama
Pesta Natal Bersama 2019 : Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang.
Penulis :
SIBER.NEWS | JAKARTA |Uskup keuskupan agung jakarta Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan penjelasan Dalam Konferensi Waligreja Indonesia pada perayaan Natal 2019 Keuskupan Agung Jakarta yang bertempat di gedung karya pastoral Lt. 2 KAJ Katedral Jakarta, Rabu, (25/12/2019)
Natal adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember.
Dengan penuh sukacita, kita masyarakat pesta kelahiran tuhan yesus kristus, raja damai, yang datang untuk “merubah tembok pemisah, yakni perseteruan” (ef 2:14) yang memecah belah umat manusia. Sambil merayakan natal dengan penuh sukacita dan rasa syukur, kita juga mengenang 74 tahun kemerdekaan indonesia sebagai buah dari rahmat illahi sebagaimana dikatakan dalam pembukaan UUD 1945. sebagai umat kristen kita percaya bahwa tuhan YME ikut berperan dalam perjuangan bangsa indonesi merebut kemerdekaannya. Kita juga percaya bahwa sejarah bangsa indonesia merupakan bagian dari sejarah perjumpaan antara manusia dan penciptanya.
Bangsa indomesia memiliki sejarah panjang dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa yang terdiri atas macam-macam suku, budaya serta keyakinan ini telah lama berjuang untuk merebut kemerdekaan dan merajut kehidupan bersama. Berbagai macam ujian dilaluinya. Distu pihak persatuan bangsa dipersulit oleh penjajahan yanh bermaksud melemahkan kita dengan politik memecah belah dan menguasai, yang dikenal sebagai politik divide et impera. Dilain pihak diantara para bapak bangsa kita sendiri terjadi proses tarik menarik beraneka ragam gagasan, keyakinan dan kepentingan kelompok. Syukurlah pada akhirnya semua perbedaan yang ada tidak menghalangi para bapak bangsa kita untuk. Memerdekakan negeri ini dan membentuk negara kesatuan republik indonesia, yang disatukan oleh prinsip bhineka tunggal ika, beda-beda namunntetap satu. Kesamaan cita-cita luhur membuat mereka mampu melampaui sketa-sketsa perbedaan yang ada.
Dalam pembukaan injil yohanes dimaklumkan bahwa allah bekenan masuk ke dalam sejarah manusia dan menjadi bagian darinya. Firman allah telah menjadi manusi dan tinggal diantara kita (yoh 1:14). Kedatangannya bertujuan untuk mengubah dan memberi dia hidup baru. Penjelmaan allah menjadi manusia merupakan prinsip yang amat hakiki dalam memaknai perjumpaan manusia dengan tuhan dalam sejarah.
Menurut injil yohanes, cinta allah yang begitu besar telah menggerakannya untuk memberikan dirinya bagi dunia (3:16). Dengan memakai khiasan tetang dan gelap yang kontradiktif itu, kedatangan sang firman digambarkan sebagai kedatangam terang sejati (1:4-5) yang datang untung menyinari dunia yang ada dalam bayang-bayang kegelapan. Kegelapan itu nyata dalam berbagai weujud, seperti kebencian dan kekerasan. Masa natal yang agung harus menjadi kesempatan baginumat kristen untuk Merenungkan bagaimana kita harus menjadi kasih, dan menerima Perbedaan dengan sikap saling menghormati.
Ditilik dari segi historis, pesan cinta kasih yang ingin disampaikan oleh injil yohanes tampak lebih jelas mengingat pada waktu itu komunitas kristiani dalam lingkungan yohanes berada dalam persimpangan jalan untuk berpisah dari agama yahudi, rahim yang melahirkannya. Disatu sisi, para pemimpin agama mengucilkan saudara-saudara mereka sendiri yang menjadi pengikut kristus. Hal itu tersirat dalam kisah penyembuhan orang buta yang dikeluarkan dari sinagoga (9:22). Disis lain, ada tanda-tanda yang meniratkan bahwa dalam komunitas orang kristen sendiri telah terjadi perselisihan mengenai identidas diri yang membahayakan persatuan mereka.
Ditengah bahaya perpecahan tersebut, umat kristiani diingatkan pada teladan cinta kasih yesus, yang menginsfirasi mereka untuk saling merendahkan diri dan saling melayani. Menurut yohanes 13:16-17, yesus yang adalah tuhan guru, rela mencuci kaki para muridnya sebagai lambang kerendahan hati dan pelayanannya yang tidak mengenal batas. Injil yohanes memotret sang guru agung sebagai sosok sahabat yang menyerukan pesan cinta kasih (15:14). Ia memperlakukan mereka yang mempraktikan cinta kasih sebagai sabhabat-sahabatnya sendiri. Relasi antara guru dan murid, antara tuan dan hamba, yang mengandung jarak dan kesenjangan itu, terkuak ruang-ruang baru bagi berkembangnya nilai-nilai luhur perdamaian,kerukunan, dan pengertian. Kendati yesus berbicara kepada murid-muridnya dalam lingkaran yang terbatas pada zaman mereka, namun relasi persahabatan yang diajarkan dan dihidupinya itu bisa memberi insfirasi bagi kita dizaman ini. Apa yang dilakukan yesus mengilhami kita untuk memeperkuat dan merawat persaudaraan, serta persahabatan dalam kehidupan bangsa kita.
Merayakan natal dalam terang kehadiran illahi yang menawarkan persahabatan berlandaskan cinta kasih merupakan panggilan bagi kita untuk keluarga dari sketsa-sketa suku, budaya, agama, dan lain-lain. Bagi umat kristiani panggilan tersebut merupakan suatu panggilan untuk menjadi murid sejati, yang mempraktikan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga, greja, dam masyarakat. Pesan natal 2019 adalah pesan persahabatan yang membawa kita kembali kepada sejarah bersama bangsa indonesia, cita-cita bersamanya, dan perjuangan bersama bagi kemanusiaan, bagi indonesia yang bermartabat. (Hum KAJ)
