Uncategorized
Perselisihan Antara PT. SPN Dan PT. GG Di Bojonegara Terjadi Korban Dan Viral
Cilegon, Siber.news | Peristiwa Keributan kedua Perusahaan terjadi kembali ricuh yang terjadi Kamis 7/12/23 Jam 15:28 Wib dilokasi crusher di Kampung Cikubang Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel kabupaten serang PT. Gunung Gloria dengan PT. Sarana Persada Niaga mendadak viral Sabtu 9/12/23
Kejadian tersebut bukan hanya pertama kali nya terjadi kekisruhan tersebut sebelum nya sempat terjadi pada Rabu tanggal 29/11/2023 yang kemudian kedua belah pihak di mediasi oleh polres Cilegon Banten.
Namun Kejadian Kekisruhan kembali terjadi di lokasi Tambang batu , pada sore hari
Kamis 7/12/23 Jam 15:28 Wib .
Terlihat dari Video yang beredar beberapa orang datang menghampiri pekerja yang sedang duduk di lokasi dekat kantor, dari situlah kekisruhan terjadi dan menimbulkan kegaduhan .
Sementara itu H. Suwarani sebagai Karyawan PT. Gunung Gloria Saat berada dilokasi crusher milik PT.Gunung Gloria menyampaikan terkait perselisihan dilokasi crusher yang berselisih dengan PT. Sarana Persada Niaga menyampaikan bahwasanya
“saya di sini sebagi karyawan resmi bekerja di perusahaan PT Gunung Gloria sebagai karyawan”
H. Suwari menyangkan sikap dari PT. Sarana Persada Niaga yang datang dilokasi crusher lalu main hakim sendiri lempar bangku dan mengejar-ngejar karyawan PT. Gunung Gloria yang berjaga Padahal kami bekerja dilokasi di PT. Gunung Gloria sebagi karyawan dan ID Card lengkap kita punya .
Atas kejadian tersebut beberapa orang yang sedang berjaga dari PT. Gunung Gloria juga tekena pukul dan kena benda keras hal tersebut akan ditindak lanjuti dengan membuat laporan ke penegak hukum.
Saat di konfirmasi oleh awak media kepada PT. Sarana Persada Niaga melalui pesan WhatsApp Berinisial RS yang ada di lokasi saat kejadian enggan membalas WhatsApp saat ingin konfirmasi kejadian tersebut.
H. Suwarni juga berharap kepada penegak hukum Polres Cilegon dan Polda Banten untuk menindak lanjuti diduga oknum yang memberikan intruksi dari PT. SPN yang melakukan penganiayaan agar tidak terjadi korban lagi kedepannya. tutup H. Suwarni (RED)
