Berita hari ini
PANDEGLANG DI HANTAM TSUNAMI (Bagian 3 )
KORBAN SELAMAT MUNTAH PASIR LAUT
Pandeglang, SBNesws.co.id – Tragedi akhir Tahun 2018 yang di alami Provinsi Banten dan Lampung akibat Erupsi (Pelepasan Material dan magma ) anak Gunung Krakatau telah mengakibatkan Tsunami dan gelombang pasang air laut secara tiba-tiba Gelombang yang maha dahsyat tersebut menerjang lalu menerobos daratan sekaligus melumatkan segala yang ada termasuk Ratusan nyawa Manusia dan Infrastrktur lainnya.
Berikut ini Wartawan SBNews menuangkan beberapa penulisan hasil investigasi dari beberapa kejadian secara bersambung.
Sabtu malam Minggu (22/12/18) Deburan ombak pesisir pantai Carita cukup tenang Sinar bulan di balik awan sesekali memantulkan Cahaya ke permukaan laut dan desir angin di ujung Tahun 2018 atau Tahun yang bershio Anjing (menurut orang China.Red) begitu nyaman seakan-akan tidak akan terjadi satu kejadian yang menghentakan semua pihak sementara lalu lalang kendaraan Roda Dua dan Empat berikut beberapa Komunitas dari berbagai perkumpulan mendatangi tepi Pantai Mereka sengaja menghabiskan waktu dengan menkmati Suasana Malam Minggu.
Hal itu di utarakan UN.salah satu korban Tsunami yang di akibatkan Erupsi Anak Gunung Krakatau sepulangnya Dia dirawat di Puskesmas Jiput.
“Malam itu Saya dan tiga orang teman tengah asyik ngobrol ngalor ngidul di sebuah Warung kopi tak jauh dari Pantai Carita,sementara teman yang satunya lagi Saya suruh ke Labuan dan ketika jarum jam dinding mengarah pada pukul 21:15 Wib. Tiba-tiba Ombak laut sampai memercikan sisa buihnya ke arah tempat duduk kami. Saya pikir Air laut tengah pasang biasa akan tetapi salah satu teman Saya bilang jangan-jangan ada Tsunami seraya mengajak Saya segera bergegas dari tempat itu. Silahkan saja kalau pergi duluan saja nanti Saya menyusul,” tutur UN menirukan ucapan temannya.
Sepeningal Temannya beberapa Menit kemudian Tiba-tiba UN mendengar suara yang gemuruh dari arah laut menuju daratan ketika UN menoleh ke sumber suara tersebut, dirinya melihat jelas ombak laut tengah membentuk bentangan panjang seakan berdiri lalu bergerak ke arah dartan.
“Spontan Saya menghidupkan Motor sambil membonceng Teman akan tetapi sebelumnya Saya mengejar seorang bocah untuk menyelamatkan dari kejaran ombak hanya saja sang Bocah itu cukup gesit Dia berlari entah ke arah mana,” terang UN.
“Sepeda Motorpun Saya gas, Lanjut UN, sekencang-kencangnya akan tetapi pada kenyataannya lebih kencang dari kejaran kaki ombak yang ingin melahap tubuh Saya,Motorpun jatuh kemudian Tangan ombak yang kasar mencengkram tubuh Saya lalu menyeretnya ke tengah lautan.Dan kalau saja Saya tidak berpegangan pada ranting-ranting Kayu entah bagaimana ujung hidup Saya meski muka Saya luka-luka cukup serius dan harus di jahit.suasana saat itu betul-betul kacau balau banyak orang-orang menjerit minta tolong di barengi suara dentuman keras diakibatkan benturan ombak menghantam tembok-tembok bangunan,” urai UN.
“Selamat dari kejaran Ombak, Tambah UN, yang hendak menerkam Tubuh Saya tiba-tiba perut Saya mual lalu muntah-muntah dan yang keluar dari muntahan itu ternyata bercampur pasir laut tidak lama kemudian Saya di larikan oleh relawan ke Puskesmas Jiput.di Puskesmas itu mulanya satu dua orang yang di angkut menggunakan mobil Ambulance termasuk Saya akan tetapi lama-lama Ratusan orang Korban Tsunami baik yang luka-luka maupun yang telah menjadi mayat berdatangan ke Puskesmas Jiput itu,” tandas UN, seraya tak henti-hentinya Dia mengucapkan Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyelamtakan dari Tragedi maut itu. (RUS / IRF )
