Kuliner Gerem-Asem Sangat Diminati Di Banten
Kuliner Gerem-Asem Sangat Diminati Di Banten
SiberNews, Serang – Kuliner Gerem Asem terdiri dari dua kata. Gerem dan Asem. Gerem bukan asal dari kata garem atau garam. Tapi dari dari asal nge-gerem karena kepedasan.
Penghobi sejarah Iwan Subakti menjelaskan, Kuliner Gerem dan Asem dari asal nge-gerem karena kepedasan. Gerem Asem itu masakan lanangan. Lanang berasal dari bahasa Jawa Serang. Lanangan berarti laki-laki atau suami. Masakan yang dibikin laki-laki atau suami.
“Kemungkinan daya kreasi Gerem-Asem terjadi saat para lelaki di belahan Banten Utara menjaga sawahnya. Terutama di daerah Pontang. Karena diperkirakan ada sekitar 4.000 hektar sawah di sana, Gerem Asem sangat diminati di Banten dan Sekitarnya, begitu pula Daerah Lainnya,”Jelasnya Kepada SiberNews melalui medsos, sabtu (24/10/2020).
Lebih lanjut Iwan menjelaskan, Saat menjaga itu, untuk mengisi perutnya, para lelaki memasak apa saja yang bahannya tersedia di sawah. Jelas bebek di sawah paling banyak tersedia. Bumbunya hanya cabe dan buah asem yang banyak tumbuh di sawah.
Sementara Ustad Mihdar terkait gerem asem menjelaskan, dulu namanya Pindang Bening. Pindang berarti makanan dengan kuah banyak. Bening itu tak berwarna.
“Orang Serang Utara itu orangnya gak doyan ribet. Pengen simpel aja. Termasuk soal masakan. Cukup dibumbui garam dan asem, jadi lauk-pauk. Makanya waktu saya kecil, namanya Uyah Asem. Uyah artinya garam,” kata Mihdar.
Lebih Lanjut Muhdar menjelaskan, Perkembangan selanjutnya, Gerem-Asem juga bisa menggunakan ayam, bukan bebek. Dan asemnya bukan dari buah asem. Tapi dari belimbing waluh alias cilincing. Fungsinya menurunkan pengaruh kolesterol yang didapat dari daging bebek.
Di Kota Serang, beberapa tempat kuliner sudah menyediakan Gerem-Asem sebagai sajian utama. Seperti Gerem-Asem Bebek Dori.
“Tapi ada juga yang tidak membuka tempat kuliner. Hanya bikin Gerem-Asem untuk temen-temennya saja. Sebagai perekat Silaturahmi,” ujarnya.(Jaka/Di/Redaksi)