Kecamatan Tegalsiwalan Gelar Lomba Peragaan Busana Kebaya Nasional

Probolinggo, siber.news | Dalam rangka memperingati Hari Ibu tahun 2021, Pemerintah Kecamatan Tegalsiwalan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kecamatan Tegalsiwalan menggelar lomba peragaan busana kebaya nasional, Rabu (22/12/2021) di Pendopo Kecamatan Tegalsiwalan.

Lomba peragaan busana kebaya nasional ini diikuti puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam Tim Penggerak PKK Desa se-Kecamatan Tegalsiwalan. Mereka terdiri dari istri kepala desa, perangkat desa dan kader. Selain itu juga diikuti oleh ibu-ibu perwakilan dari lintas sektor seperti Puskesmas Tegalsiwalan dan Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Tegalsiwalan.

Dewan juri dalam lomba peragaan busana kebaya nasional ini berasal dari pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Probolinggo, Ketua Bhayangkari Ranting Polsek Tegalsiwalan dan Ketua Persit Kartika Candra Kirana Ranting Koramil Tegalsiwalan.

Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Tegalsiwalan A’at Kardono didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Tegalsiwalan Siti Munawirotul Istianah Kardono, jajaran Forkopimka (Kapolsek dan Danramil) Tegalsiwalan, Keluarga Besar Pemerintah Kecamatan Tegalsiwalan, Kepala Puskesmas Tegalsiwalan Arif Eko Trilianto serta Kepala Desa dan Pj Kepala Desa se-Kecamatan Tegalsiwalan.

Lomba peragaan busana kebaya nasional ini diawali dengan resepsi peringatan Hari Ibu tahun 2021 yang dipimpin oleh Camat Tegalsiwalan A’at Kardono. Dalam kesempatan tersebut juga diisi ungkapan cinta Hari Ibu yang dirangkai dengan kata-kata mesra dari para Kepala Desa kepada istrinya. Aksi inipun mengundang gelak tawa dari semua yang ada di Pendopo Kecamatan Tegalsiwalan tersebut.

Camat Tegalsiwalan A’at Kardono mengatakan lomba peragaan busana kebaya nasional bersamaan dengan momentum peringatan Hari Ibu tahun 2021 ini tujuannya adalah untuk menggugah kesadaran kembali.

“Jadi kita sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, untuk Hari Ibu ini momentum yang harus dimaksimalkan untuk lebih dihargai. Karena jabatan atau posisi apapun, kita semua terlahir dari ibu, sehingga dengan menggugah di peringatan Hari Ibu ini timbul kesadaran bahwa akan lebih mencintai jasa seorang ibu,” katanya.

Menurut A’at Kardono, pada intinya kriteria penilaian dalam lomba peragaan busana kebaya nasional ini terletak pada keluwesan, keindahan dan busana yang ditampikan. Busana nasional tersebut tercermin dari yang digunakan.

“Melalui lomba ini harapannya tentu tidak hanya gaungnya pada peringatan Hari Ibu ini saja, tetapi cinta kepada ibu itu harus menjadi budaya sehari-hari. Setidaknya menjadi refleksi kita ke depan untuk senantiasa taat, patuh dan cinta kepada ibu, tidak hanya dirayakan semata karena Hari Ibu,” pungkasnya.

Dari lomba ini berdasarkan penilaian dari 3 (tiga) dewan juri, juara 1 diraih oleh Wieke dari Puskesmas Tegalsiwalan, juara 2 diraih oleh Eka Darmiyati dari Puskesmas Tegalsiwalan, juara 3 diraih oleh Siti Nurhaliza dari Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Tegalsiwalan, juara harapan 1 diraih oleh Yunita Kurniasari dari Desa Malasan Wetan dan juara harapan 2 diraih oleh Susmiati dari Desa Paras. Masing-masing pemenang mendapatkan uang pembinaan dan bingkisan.(Pu2t)