|
H. Yobana Samial,SH |
Jakarta,
SBNews – Cita – cita H. Yobana Samial,SH, tokoh
perantau Piaman Laweh di Jakarta, yang sejak tahun 2000an tidak berhenti hingga
saat ini mencetuskan dan menjalankan ide ke Islaman, kembali memaparkan idenya
tentang program pembentukan akhlak generasi penerus untuk Kabupaten Padang
Pariaman.
Menurutnya,
konsep Adat Basandikan Syarak, Syarak
Basandikan Kitabullah (ABS – SBK), bukan
lagi sekadar pedoman persatuan adat dan agama, tetapi urat nadi karakter
Minangkabau, khusus kampung halamannya sendiri, Piaman Laweh (Kota Pariaman dan
Kabupaten Padang Pariaman sekitarnya).
“Generasi
Islam yang hebat itu, tentu tumbuh dan kembang dari usia dini. Mereka harus
dibekali akhlak dan pedoman ke Islaman yang utuh sedari kini. Sehingga, akhlak
mereka sebagai generasi penerus, membaikkan kampung halaman, bangsa dan negara,
kelak,” ucap Yobana Samial, baru – baru ini via WhatsAppnya.
“Banyak
program yang sudah coba saya jalankan bersama rekan – rekan seperjuangan sejak
Tahun 2000an, membentengi akidah ummat di kampung halaman; dari mulai Tahfizh,
Shalat Subuh Berjamaah dan saat ini Alfatiah Center, serta yang lainnya. Namun,
Saya menyadari, bahwa penanaman nilai – nilai agama juga harus merangsek secara
utuh dan secara rutin di sekolah – sekolah. Maka, program Sekolah berbasis
Pesantren, sangat mumpuni untuk mewujudkan harapan itu,” imbuhnya.
Lebih
lanjut Yobana Samial membeberkan, sesuai konsepnya ‘Sekolah berbasis Pesantren’ diyakini sangat tidak mengganggu
proses belajar mengajar anak didik di sekolah formil. Mereka hanya menambah
waktu di sekolah usai semua proses belajar normal selesai.
Untuk program Taslim (Tausiyah Lima Menit) di sekolah – sekolah, pernah dilakukan oleh Yobana dan rekan – rekannya, seperti; satu SD di Kecamatan Aur Malintang, tiga SD di Kecamatan Sungai Limau, satu SD di Kecamatan Kampung Dalam dan dua SD di Kota Pariaman (SD Toboh Palapah dan SD Taluak).
“Setelah
Proses Belajar Mengajar (PBM), tuntas pukul 12.30 WIB, pada hari Senin – Kamis
saja, proses belajar berbasis pesantren kita canangkan, mulai dari SD – SMA. Pelajaran
berbasis pesantren ini kita mulai dengan membimbing anak Shalat Dzuhur
berjamaah, tiap – tiap lokal, agar mereka semua dapat bergilir menjadi Imam dan
Mu’adzin dengan kelompok lokalnya masing – masing,” paparnya.
“Usai
Shalat Dzuhur, kita berikan program Tahfizh, Aqidah, Ibadah dan dilanjutkan
dengan pelajaran akhlak, ini yang sangat penting. Pembentukan ibadah dan akhlak
yang sesuai syariat Islam dan keberadaban adat istiadat di Minangkabau, mulai
kita terapkan kepada mereka. Dan pelajaran pun berakhir, dengan Shalat Ashar
berjamaah tiap – tiap lokal juga,” ulasnya lagi.
Yobana
Samial juga sangat meyakini, dengan hanya menambah jam pelajaran hingga jadwal
Shalat Ashar tersebut, dari hari Senin – Kamis saja, dapat membentuk karakter
anak dengan baik dan tertata sesuai kaedah Islam dan normat adat di
Minangkabau. Sehingga, muncullah generasi Minangkabau, khususnya Padang
Pariaman yang luar biasa hebat nantinya.
“Belum
lagi untuk Sabtu dan Minggu, mereka di lingkungan masing – masing, yang
bekerjasama dengan Pemerintahan Nagari setempat, mengajak anak – anak ikut
dalam permainan anak nagari; sepak rago, randai, silat, termasuk olahraga
seperti sepak bola, takraw, permainan anak- anak perempuan sebagaimana gadih
Minangkabau dan banyak lagi. Semua itu akan membuat suasa ke-Minangkabauan dan cinta
kepada adat Istiadat dan kesetiakawanan tumbuh dengan baik pula,” tukasnya. (Rico Adi Utama)