Berita hari ini
Gatot Eddy Menjadi Wakapolri, IPW Berikan Apresiasi Kepada Kapolri
Penulis :
JAKARTA, Siber.News – Pengangkatan Gatot Eddy menjadi Wakapolri oleh Kapolri Idham Azis mendapatkan apresiasi dari berbagai elemen. Salah satunya datang dari Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Menurutnya, Kapolda Metro Jaya Gatot Eddy sangat pantas menjadi Wakapolri. Ada tiga alasan kenapa Gatot pantas menjadi Wakapolri. Pertama, dia pernah dijagokan internal Polri untuk menjadi Kapolri.
Kedua, prestasi di pendidikan Kepolisian dia cukup menonjol. Ketika PTIK dan Sespim, Gatot selalu bersaing dengan Tito Karnavian. Tito peringkat satu dan Gatot peringkat dua.
Ketiga, saat prosea Pilpres 2019 sebagai Kapolda Metro Jaya, Gatot cukup berdarah darah, mengamankan Ibukota yang bolak balik diterjang aksi demo yang diwarnai kerusuhan.
“Di era Gatot sebagai Kapolda, Capres 01 Jokowi berhasil menang 4 persen mengalahkan Capres 02 Prabowo. Padahal saat itu Capres 02 sangat dominan dan mendominasi Ibukota,” ungkap Neta S Pane kepada Media ini, Minggu (22/12/2019).
Disisi lain, lanjut Neta, hubungan Kapolri dan Gatot cukup dekat sejak lama. Idham memimpin Satgas Merah Putih dan Gatot memimpin Satgas Nusantara.
Bagi IPW, tambah Neta S Pane, Tito Karnavian, Idham Azis dan Gatot Eddy adalah sahabat tiga serangkai. Mereka selalu terlihat bersama-sama di saat senggang saat Tito Karnavian menjadi Kapolri.
Dikatakan Neta, Di Polda Metro Jaya, selama memimpin Gatot berhasil menjaga keamanan Ibukota menjadi kondusif. Pengganti Gatot adalah Kapolda NTB. Saat Jokowi menjadi Walikota Solo, Nana saat itu menjadi Kapolresta Solo. Prestasi Nana relatif biasa dan tidak ada yang menonjol.
“Tampilnya Nana sebagai Kapolda Metro Jaya menunjukkan Jokowi semakin hendak menonjolkan “geng solo” di Polri. Setelah Kapolresta Solo naik super ekspres menjadi Wakapolda Jateng, lalu Sigit mantan Kapolresta Solo menjadi Kabareskrim,” tutur Neta S Pena.
Neta juga menjelaskan, tantangan berat yang harus dihadapi Nana di Polda Metro adalah kemacetan lalulintas yang luar biasa di Jakarta yang sempat memperangkap Presiden Jokowi dalam kesemrawutan lalulintas. Soal lalu lintas ini perlu menjadi prioritas Nana. Selain itu kasus Narkoba yang terus melonjak. Lalu ancaman terorisme dan aksi demo, terutama dari kelompok radikal.
“Sehingga Nana perlu aktif melakukan pendekatan kepada para Ulama dan Komunitas keagamaan, seperti yang dilakukan Gatot selama ini. Sedangkan Kriminal lainnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya masih tergilong wajar,” pungkas Neta S Pane mengakhiri. (ril/heri)