Berita hari ini
Dugaan Pungutan Liar, Kepsek SMKN 5 : Semua Bersifat Sukarela
Beberapa wali murid / orang tua siswa SMKN5 Kota Serang mengeluhkan pungutan infak untuk pembangunan ruang praktik siswa sebesar Rp100.000 per- siswa ketika pembagian raport kemarin.
Salah seorang orang tua murid, berinisial MI mengatakan dirinya sebagai orang tua hanya mengikuti permintaan sekolah dengan memberikan Rp100.000,00-.
“Kemarin di berikan informasi melalui pesan singkat Whatsapp agar menyiapkan uang infak sebesar Rp100. 000,00-” Katanya kepada siber.news
MI menambahkan pungutan infak tersebut di kolektif melalui masing-masing wali murid siswa dengan nominal sama yaitu Rp100.000,00- dari total siswa SMK 1.529 murid.
Menurut MI tak sedikit orang tua wali murid yang merasa keberatan dengan keputusan dari pihak sekolah, terlebih pungutan infak tersebut dilakukan secara mendadak.
“Beberapa orang tua ada yang baru pulang dari RS dan ada beberapa juga yang sedang tertimpah musibah” UjarnyaUjarnya
Sementara itu pihak SMKN 5 Kota Serang, melalui kepala sekolahnya, Amin Jasuta membenarkan adanya pungutan infak sebesar Rp100.000,00- kepada siswa guna pembangunan Ruang Praktek Siswa (RPS) dan tambahan ruang kelas baru (RKB)
Menurutnya pihak SMKN tidak mendapatkan bantuan RPS dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, sehingga berdasarkan permohonan dari siswa dan guru maka buatkan RPS dan RKB dengan bantuan infak dari para wali murid siswa SMK.
“Kita bangunkan RPS untuk Akuntasi dan Administrasi perkantoran, karna jurusan tersebut tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah” Jelasnya saat di temui di ruang tamu SMKN 5 kota Serang, (19/12)
Amin menambahkan sampai saat ini infak dari wali murid baru terkumpul sebesar Rp94.000.000,00- dari total kebutuhan RAB bangunan RPS Rp180.000.000,00-
“Alhamdulillah ada 4 kelas yang mengumpulkan full Rp100.000,00 per- siswa jadi kita bangunkan secukupnya dulu” Tambahnya.
Namun demikian Amin mengatakan tidak ada pemaksaan terhadap orang tua wali murid atas infak RPS tersebut, ini bersifak sukarela dan jangan sampai ada yang terbebani.
“Bagi yang merasa keberatan silahkan di ambil lagi uang nya, dan kita tidak memaksa harus Rp100ribu, jika tidak mampu seberapapun kita Terima karna namanya juga partisipasi” Imbuhnya.
Namun demikian Amin menyampaikan permohonan maaf atas cara penyampaian yang di berikan salah satu wali kelas, sehingga menyebabkan gejolak dari beberapa wali murid.
Amin menyakinkan bahwa infak yang terkumpul pasti akan ada pertanggung jawaban pada saat peresmian gedung RKB dan RPS yang saat ini sedang progres pengerjaan.
“Kita harapkan Gedung RPS dan RKB ini selesai saat siswa mulai masuk sekolah pasca liburan, sehingga bisa langsung di gunakan” Pungkasnya.
