Berita hari ini
Diduga BPNT di Kota Serang KPM Digiring Belanja pada Salah Satu Warung Secara Paksa
Serang, siber.news | Penyaluran bantuan sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang kini diberikan secara cash (uang tunai) menimbulkan kekecewaan dikalangan sebagian Kelompok Penerima Manfaat (KPM). Mereka mengaku maerasa adanya intimidasi untuk belanja pada salah satu agen warung yang telah ditunjuk untuk membelanjakan uang bansos tersebut di warung tersebut. Padahal, dalam aturan terbaru tidak menyebutkan warga harus belanja sembako di tempat tertentu.
Mereka akui hanya terima uang senilai 400 ribu dari 3 pagu yang semestinya harus mendapat Rp 600.000.
Realisasi BPNT yang terjadi di kelurahan Cipete kecamatan Curug Kota Serang Selasa 8 Maret 2022 dari pantauan siber.news terkesan para KPM maupun steak holder pemerintah yang merealisasikan lebih terkesan kangkangi protokol kesehatan ( PROKES).
Jumroni salah satu KPM mengatakan, pihaknya hanya menerima 400 ribu dan yang 200 ribu untuk dibelanjakan beras sama telur.
Seperti diketahui, bansos ini cair untuk tiga bulan dari Januari sampai Maret dengan nilai total Rp 600 ribu. Bansos yang awalnya berupa sembako diubah menjadi uang tunai berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo.
Terpisah Kepala Dinas Sosial Kota Serang Poppy saat dikonfirmasi dihubungi melalui whats app miliknya tidak bisa dihubungi.
Namun konfirmasi sibernews disampaikan kepada salah satu stafnya Jatiah, ia mengaku bukan bagian atau bidang mengurus akan bantuan BPNT itu. Pihkanya mengaku sebagai staf dibagian data saja.
Nanti akan saya laporkan kepada Kepala Dinas maupun sama Kabidnya Pak Samlawi berkaitan dengan BPNT, ucapnya melalui telpon whats appnya.
Hingga berita ini diturunkan masih belum meberikan keterangan atas adanya dugaan penggiringan KPM yang dipotong 200 ribu secara paksa untuk belanja di salah satu agen warung yang ditunjuk.
Sebagian KPM mengaku keberatan dengan adanya pola realisasi seperti ini pasalnya mereka harus melakukan pengambilan secara antri, seperti yang dikatakan salah satu ibu rumah tangga sebagai KPM yang enggan disebutkan namanya di media ini.
“kita repot dalam pencairan yang sekarang untuk ngambil uang sudah ngantri, selanjutnya untuk ngambil beras dan telurpun sama ngantri lagi pada agen yang telah ditunjuk, ujarnya.
Warga mengaku keberatan dengan aturan tersebut. Paket sembako dengan harga Rp 200 ribu tersebut diantaranya adalah beras, telor. (dd-siber)