Uncategorized
Pasukan Hijab Ungu Warnai Car Free Day Jakarta
Esbenews.co.id, Kota Tangsel – “Hari ini GEMAR, Gerakan Menutup Aurat. Berhijab syari, raih ridha Ilahi.” (Dinyanyikan dengan nada “Ampar-Ampar Pisang”)
Pada hari Ahad yang berawan itu, 19 Februari 2017, terdengar sorak sorai yel-yel dari para wanita berhijab ungu. Berjumlah ratusan, mereka membentuk sebuah barisan panjang pawai dari (Patung Kuda, Monas) melewati Bunderan HI, menuju Sudirman. Tak hanya wanita, dalam barisan tersebut juga terdapat para pria berpakaian putih yang mengambil posisi di depan barisan; memimpin yel-yel.
Mereka adalah kumpulan komunitas yang sedang menyemarakkan Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) di DKI Jakarta. Gerakan ini pun diselenggarakan secara serentak di kota-kota lainnya se-Indonesia. Tahun 2017 ini adalah pelaksanaan GEMAR yang ke 2 setelah tahun 2016 lalu. Solidaritas Peduli Jilbab adalah inisiator gerakan ini; yang kemudian didukung oleh belasan hingga puluhan komunitas lainnya se-Indonesia, sehingga gerakan ini bisa dilakukan secara nasional.
Tujuan mereka sederhana, ingin membumikan hijab syari; hijab yang sesuai dengan aturan syariat agama Islam. Tujuan ini diaplikasikan dengan dibukanya ‘Syar’i Room’ di sepanjang jalur CFD. Di banyak Syar’i Room tersebut, teman-teman GEMAR mengajak warga yang sedang berolahraga -utamanya yang belum berhijab- untuk mencoba mengenakan hijab syar’i. Jilbab-jilbab yang berasal dari para donatur itu pun, diberikan gratis kepada warga yang mau mencoba. Tak hanya itu, teman-teman GEMAR juga memberikan edukasi seputar kewajiban mengenakan hijab syar’i dan bagaimana cara mengenakannya.
Ada salah seorang pengunjung, Alvira, belum mengenakan hijab saat berolahraga bersama teman-temannya. Ia mengaku bila dulu hanya mengenakan hijab saat sekolah saja. “Melihat kegiatan ini, rasanya menjadi kangen untuk mengenakan hijab. Akhirnya saya mampir ke Syar’i Room yang dibuka oleh teman-teman untuk mencoba kembali hijab syar’i. Alhamdulillah, saya merasa bahagia. Mohon doa, semoga saya istiqamah,” ungkap Alvira.
Selain (long march) dan Syar’i Room, terdapat juga kegiatan lain dalam Gerakan Menutup Aurat kali ini. Ada Orasi Tokoh, Parade Cosplay dari Islamic Otaku Community, Aksi Teaterikal dan Pembacaan Puisi. Sejumlah orator dari berbagai komunitas seperti: Solidaritas Peduli Jilbab, Indonesia Tanpa JIL, KAMMI Jaktim, Sinergi KPM, Anak Muda Berdakwah, dan lainnya menyampaikan pengalaman serta motivasi untuk membumikan hijab syar’i. Tak ketinggalan, para pria pun dihimbau untuk memperhatikan auratnya; utamanya saat berolahraga, jangan sampai mengenakan celana pendek yang menampilkan aurat di atas lutut.
Ada hal unik saat Aksi Teaterikal, terkait dengan pesan yang disampaikan. Muatan cerita, mencoba memberikan kritik kepada masyarakat Indonesia. Dikisahkan, ada sebuah keluarga yang baru saja tertimpa musibah. Mereka tidak lagi memiliki pakaian layak untuk digunakan saat beribadah. Harapan muncul saat ada sekolompok masyarakat yang memberikan bantuan. Apa daya, ternyata baju-baju yang didonasikan pun, adalah baju-baju bekas. Baju-baju bekas yang ternyata belum cukup layak untuk digunakan oleh teman-teman yang tertimpa musibah. Sampai akhirnya, ada sekelompok lainnya yang memberikan baju layak pakai kepada mereka. Ini menjadi kritik bagi masyarakat Indonesia, agar mau memberikan donasi dengan harta terbaik; bukan dengan harta sisa atau seadanya.
Kisah lain, ada sebuah perusahaan multinasional yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Gajinya pun amat besar. Tersebutlah ada 2 orang wanita yang melamar pekerjaan tersebut. Keduanya merupakan wanita berhijab. Lulusan universitas terbaik di negeri ini. Namun, perusahaan tersebut memberikan syarat yang berat bagi mereka; untuk melepas hijabnya. Salah seorang wanita, setuju untuk melepas. Sedangkan lainnya, tidak. Di sinilah kritik bagi para perusahaan yang seolah mendiskriminasi perempuan berhijab. Padahal, hijab tidak menghalangi seseorang untuk berprestasi.
Melalui rangkaian kegiatan Gerakan Menutup Aurat ini, semoga hijab tidak lagi dipandang sebagai sebuah penghalang. Namun justru hijab adalah bukti ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya. Yuk, tutup aurat.
“Siapa belum tutup aurat? Siapa belum tutup aurat? Siapa belum tutup aurat? Tutuplah, sekarang juga!” (Dinyanyikan dengan nada “Nona Manis siapa yang punya”) ( Dede Richal )