Uncategorized
Aksi Protes Perobohan Masjid Assakinah Terus Berlanjut
Jurnalis : Agus Rahardja
Aksi Protes Perobohan Masjid Assakinah dan Penjarahan Balai Pemuda oleh DPRD Kota Surabaya dan Pemerintah Kota Surabaya terus berlanjut.
Meski sebelumnya sudah ada pernyataan dari Komisi D bahwa Masjid akan dibangun kembali dan mengembalikan Balai Pemuda sebagaimana Fungsi Aslinya ‘Oase Kebudayaan Dan Paru – Paru Moralitas Masyarakat Surabaya’ nampaknya itu hanya menjadi isapan jempol dan/atau hanya pemanis buat Para Seniman dan Komunitas Bambu Runcing Surabaya (KBRS).
Pemkot Surabaya terus melakukan pembangunan di Area Cagar Budaya tanpa memperdulikan keresahan Para Seniman, Jum’at (15/12/2017).
Para Seniman yang tergabung dalam Teater Jiwa, KBRS dan Laskar Merah Putih melakukan Aksi ” Long March Budaya ” dengan cara membawa Keranda Mayat sepanjang jalan 25 KM dari Manukan Lor sampai Gedung DPRD Kota Surabaya. Keranda Mayat tersebut yang bertuliskan KEMBALIKAN CAGAR BUDAYA SURABAYA itu dimulai pukul 10.30 wib dan sampai di Gedung DPRD Kota Surabaya pukul 14.00 wib, Selama perjalan para seniman melakukan Aksi Teatrikal yang menggambarkan pesan Matinya Jiwa Kota Surabaya yang secara membabi buta Menjarah Cagar Budaya.
Simpati masyarakat pun bergantian mengapresiasi perjuangan Para Seniman dan Komunitas Bambu Runcing Surabaya serta Laskar Merah Putih, Sambil melantunkan Takbir dan Tahlil mereka menyusuri jalanan Surabaya.
Ketika sampai di Gedung DPRD Kota Surabaya, Massa Aksi memasuki halaman Gedung Dewan dengan membawa keranda mayat. Namun sayangnya, Pamdal dan Aparat Kepolisian bertindak kasar terhadap para pengunjuk rasa, Bahkan salah seorang Oknum Polisi melakukan Pemukulan terhadap salah satu peserta Aksi yang diketahui bernama Isa Anshori. Oknum Polisi tersebut memukul Ulu Hati dan tak terelakkan kemudian terjadi saling dorong antara Pihak Kepolisian dan Massa Aksi, Bahkan Aksi penghadangan langsung dipimpin oleh Kapolsek Genteng.
Kericuhan pun terjadi, Massa Aksi mulai Terprofokasi dengan Aparat Kepolisian yang mengeluarkan, Sehingga dorong mendorong dan tarik menarik antara Demonstran dan Polisi tak terelakkan. Sayangnya, Oknum Polisi yang melakukan pemukulan sudah kabur dan diamankan oleh Kepolisian.
Wawan dan Heru selaku Korlap Aksi mengambil alih Komando dan menenangkan massa aksi, Serta melakukan negosiasi agar massa aksi bisa masuk kedalam Halaman Gedung DPRD, Akhirnya massa aksi diijinkan untuk masuk kehalaman gedung. Mereka melakukan orasi yang intinya mengecam Arogansi Ketua DPRD Surabaya, Walikota dan Aparat menyikapi Aksi Unjuk Rasa.
Aksi pun diakhiri pada pukul 15.00 wib dengan permintaan maaf Kapolsek dan berjanji mempertemukan Oknum Polisi tersebut dengan Komunitas Bambu Runcing Surabaya dalam waktu 1 x 24 jam.