Sampah liar Menumpuk di Jalan Terate-Tonjong, Camat Kramatwatu : Perlu Ada Campur Tangan Pihak Ke-3

Serang, Siber.news – Polemik sampah masih menjadi pembicaraan hangat setelah belakangan viral nya Video Pantai Teluk Pandeglang yang di nobatkan sebagai pantai terkotor nomor 1 se-Indonesia oleh Pandawara.

Kini sampah kembali menjadi buah bibir di kalangan warga Kramatwatu, pasalnya tumpukan sampah liar di sepanjang Jalan Terate – Tonjong sangat mengganggu bagi lingkungan serta kesehatan warga sekitar, maupun yang melintasi jalan tersebut.

Hal tersebut di kemukakan Asep, salah seorang warga yang sering melintasi jalan Alternatif menuju Penziarahan Banten Lama, menurutnya tempat pembuangan sampah sementara yang menumpuk di pinggir jalan menjadikan pemandangan yang tidak biasa, terlebih aroma tak sedap serta asap dari pembakaran yang mengganggu pengguna jalan.

“Desa Terate, Desa Tonjong dan Desa Pamengkang semua TPS nya menggunung di pinggir jalan, menjadi keluhan warga sekitar maupun yang melintas”,katanya.

Padahal Sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam Pasal 28H yang menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia, dan UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

“pengelolaan sampah dan masalah lingkungan merupakan tanggung jawab bersama antara stakeholder setempat dari masyarakat maupun pemerintah,” Tambahnya.

Sementara itu Camat Kramatwatu, Sri Rahayu Basukiwati, mengatakan sesuai Peraturan Bupati (PERBUP) tentang Perubahan Atas Perubahan Bupati Serang Nomor 93 Tahun 2017 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati Kepada Camat Tentang Penanganan Persampahan Di Kabupaten Serang, maka pihaknya akan mengatasi permasalahan sampah dengan serius,

“Sebelumnya saya juga pernah membenahi masalah sampah di Pasar Baros, sewaktu menjabat di sana, jadi saya rasa sampah di sepanjang Jalan Terate – Tonjong juga bisa,” paparnya saat di konfirmasi di kantor Kecamatan Kramatwatu,

Namun demikian pihak kecamatan mengakui kesulitan dengan volume dari sampah yang menurut nya akan sangat merepotkan dan memerlukan waktu penanganan cukup lama, serta biaya yang tidak sedikit.

“Perlu kerjasama dari pihak Desa, Masyarakat, Pihak Swasta serta dukungan dari UPT. Pengelolaan Sampah DLH untuk mengatasi sampah di 3 (Tiga) Desa”, tambahnya.

Lebih rinci, PPTK Pengelolaan Sampah Kecamatan Kramatwatu, Tati, menyebutkan salah satu penyebab terhambatnya pengangkutan sampah adalah rute yang harus di lalui mobil pengangkut hingga 3 (tiga) jam dalam 1 kali perjalanan menuju TPA Bagendung,

“Rute yang harus kita lalui adalah Jalan Raya Mancak, bisa makan waktu hingga 3 jam tiap rit”, keluhannya.

Terkait tanggung jawab, Tati juga mengatakan sebelumnya pihak Kecamatan telah membersihkan sampah yang menumpuk bahkan dengan biaya Operasional hasil iuran dana pribadi,

“Bersama Camat Sebelumnya kita telah membersihkan secara khusus untuk sampah yang menumpuk di Desa Terate walaupun menggunakan dana pribadi kami”, katanya.

Plt Kepala Desa Trate, Khotibul Umam membenarkan keluhan warga untuk sampah liar yang berada di wilayahnya, maka dari itu pihaknya telah melakukan musyawarah bersama warga guna membenahi permasalahan sampah liar tersebut.

“Kita akan melakukan pemagaran dengan Senk pemberian perusahaan sekitar guna mencegah bertambah nya sampah liar yang berasal dari Sampah Rumah Tangga yang notabene nya bukan warga Desa Terate”, Katanya.

Inti permasalahan menumpuk nya sampah, menurut Muhammad Toha, ketua BPD Desa Terate mengatakan, karena kemampuan dari Pihak Kecamatan untuk mengangkut sampah hanya 2 (dua) Dumptruk perminggu sedangkan volume dari sampah Rumah Tangga Warga Desa Terate mencapai 4 (empat) Dumptruk perminggu.

“Ada 1.400 kk di Desa Terate belum termasuk perusahaan kecil dan pengelola usaha, jadi sampah tiap hari akan terus bertambah walaupun sudah kita sosialisasikan agar tidak membuang sampah di situ karena lahan tersebut bukan TPS”, jelasnya