Musa Weliansyah : Terkait Proses Pembangunan Jembatan Cidadap
Lebak, Siber – Menyikapi adanya keluhan warga, terkait lambatnya pekerjaan jembatan Cidadap di ruas jalan Wanasalam – Bejod, Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak, anggota DPRD dari Dapil IV Kabupaten Lebak Musa Weliansyah meminta warga untuk bersabar. Pasalnya, pekerjaan betonisasi terebut butuh waktu dan harus sesuai dengan mutu beton.
Dikatakan Musa, pembangunan jembatan Cidadap yang didanai APBD Kabupaten Lebak tahun anggaran 2020 sebesar Rp 804 juta, masih sesuai dengan metode kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, sesuai dokumen kontrak tanggal 19 Agustus 2020 dan berakhir tangal 16 desember 2020.
“Ini artinya, masih ada sisa waktu 40 hari kerja. Jadi masih sesuai dengan jadwal. Struktur jembatan yang mengunakan betonisasi, memang perlu waktu sesuai dengan mutu beton. Jadi metode kerjanya sudah benar, bukan berarti lambat. Saya nilai CV. Dua Saudara selaku pelaksana, mengikuti metode kerja bukan asal bekerja,” kata Musa kepada siber.news, Selasa (03/11/2020)
Untuk itu, lanjut Musa, kepada warga masyarakat agar bersabar dan ini sudah resiko untuk kepentingan pembangunan dan peningkatan kondisi jalan dan jembatan.
“Tadinya panjang jembatan hanya 8 meter dengan lebar 3 meter. Kondisi ini, kerap menimbulkan kecelakaan. Kini pemerintah daerah membangun jembatan sepanjang 10 meter dengan lebar 5 meter, sesuai status jalan yaitu jalan kabupaten,” imbuh Musa
Musa juga menepis adanya anggapan bahwa pekerjaan jembatan lambat. “Gak benar kalau ada yang bilang kerjaan jembatan lambat. Untuk itu, kepada masyrakat saya berharap agar bertanya kepada yang kompeten,” ujar Musa
Jembatan Alternatif
Musa juga memaparkan, karena sedang ada pengerjaan jembatan Cidadap, untuk sementara ruas jalan Wanasalam – Bejod ditutup total, dan dialhikan ke ruas Jembatan Kayu-Bejod. Namun demikian, Ia juga tak menampik bila masih saja ada pengguna jalan yang memaksa melewati rute Wanasalam-Bejod.
Musa juga memaparkan, karena sedang ada pengerjaan jembatan Cidadap, untuk sementara ruas jalan Wanasalam – Bejod ditutup total, dan dialhikan ke ruas Jembatan Kayu-Bejod. Namun demikian, Ia juga tak menampik bila masih saja ada pengguna jalan yang memaksa melewati rute Wanasalam-Bejod.
Menyikapi fenomen tersebut, lanjut Musa, bersama warga yang peduli, dirinya berinisiatif menggagas pembuatan jembatan sementara sepanjang 6 meter dengan lebar 3 meter, agar bisa dilalui kendaraan roda empat (R4) dan roda dua (R2), dengan bobot dibawah 5 ton.
“Alhamdulillah sebelumnya berjalan lancar. Namun akibat curah hujan tinggi dan adanya kiriman air dari luapan sungai Cibinuangeun, akhirnya jembatan sementara tersebut terendam banjir. Sehingga saat ini tidak bisa dilalui R 4 , namun untuk kendaran R2 disana 24 jam, ada warga yang jaga untuk membantu penyebrangan dengan menggotong kendaraan R2 yang melintas,” beber Musa
Dana pembangunan jembatan sementara tersebut, ujar Musa, bersumber pada swadaya masyarakat ditambah bantuan kas pribadi Kadis PUPR Lebak sebesar Rp 2,5 juta.
“Jadi, jembatan sementara ini dibangun berdasarkan swadaya masyrakat dan ada juga bantuan pribadi Kadis PUPR sebesar 2,5 juta, walapun dikirim melalui rekening saya setelah jembatan tersebut selesai,” ucap Musa
Musa menegaskan, bila ada yang menyoal persoalan dana pembangunan jembatan sementara, dirinya siap bertanggungjawab dan memberikan penjelasan yang sebenarnya.
“Saya selaku penggagas, siap bertangungjawab terhadap dana pembuatan jembatan sementara tersebut. Alhamdulilah sampai dengan selesai, ternyata partisipasi dari warga sangat tinggi, hinga jembatan tersebut selesai,” tutup Musa. (red)