Janda Paruh Baya Nyaris Luput Dari Perhatian Pemerintah
Pandeglang – Banten, Arti (50) janda pekerja serabutan, warga kampung Durung RT 05/RW 02 desa Sindanglaut kecamatan Carita kabupaten Pandeglang, ia kini hidup bersama orang tua yang mengalami kelumpuhan selama 6 tahun.
Dalam kesehariannya Arti mengurusi seorang ibu yang sudah tidak berdaya, dengan bekerja sebagai seorang serabutan dan selalu menunggu orang lain yang membutuhkan tenaganya.
“Saya di rumah hanya berdua dengan ibu saya yang sekarang sakit sudah 6 tahun,” tuturnya, Sabtu (18/07/20).
“Untuk mencukupi kebutuhan hidup saya, kata Arti, kerja serabutan menunggu orang lain yang membutuhkan jasa tenaga saya, terkadang saya merasa sedih karena tidak pernah mendapatkan perhatian ataupun bantuan dari pemerintah,” sambungnya.
Dikatakannya pula, selama ibunya sakit pemerintah setempat atau pihak kesehatan belum pernah menyentuh ibunya yang lumpuh berkepanjangan itu, hanya belas kasih dari tetangganya saja. Pernah dialami juga oleh Arti, ia memiliki anak yang sakit hingga meninggal, karena kondisi ekonomi yang tidak mampu, anaknya yang sakit hanya dikasih obat warungan saja.
“Anak saya yang meninggal akibat ketidakmampuan saya untuk mengobati penyakit yang diderita anak saya secara medis, sementara bantuan kesehatan dan kepedulian dari pemerintah tak pernah kami rasakan,” ungkap Arti.
Di dalam rumah bilik yang bisa ditembus angin, ia memaparkan keluhannya, dirinya sangat membutuhkan sekali uluran tangan dari Pemerintah Pusat atau Daerah, agar dapat membantu kesehatan orang tuanya.
“Saya tidak menuntut banyak terhadap pemerintah, hanya ingin diperhatikan seperti warga yang lain oleh pemerintah. Jangankan bantuan PKH dan BPNT, perhatian juga tidak ada selama hidupnya, baru sekarang saya didata selaku penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT),” katanya.
Terpisah dikatakan Endang selaku Pengurus Sanggar Seni Budaya Putra Siliwangi Banten, dirinya merasa miris mendengar keluhkan wanita paruh baya yang dikategori layak diperhatikan pemerintah, namun paktanya baru kali ini keluarga yang di bawah garis kemiskinan tersebut mendapat bantuan langsung tunai yang bersipat tidak mengikat, hal demikin diungkapkan Arti kepada Endang paska memberikan bantuan alakadarnya dari pihak sanggar seni budaya yang dikelolanya.
“ibu Arti itu sangatlah layak untuk menerima bantuan dari pemerintah, seperti halnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan atau bantuan lainnya yang bisa meringankan beban kesehariannya untuk mengurusi sang ibunya yang mengidap penyakit kelumpuhan, selanjutnya saya meminta kepada pihak pemerintah untuk lebih melirik dan memperhatikan masyarakat, seperti halnya keluarga Ibu Arti, karena selama ini, jangankan pihak Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah, bahkan pihak Pemerintah Desa pun luput memperhatikan keluarga ibu Arti tersebut,” pungkasnya yang akrab dipanggil dengan nama Endang Golok. (M. Irfan Dani)
