Diduga DPUPR Banten Abaikan Pemeliharaan Jalan
Pandeglang – Banten | upaya perbaikan atau pemeliharaan Jalan Raya Lintas Timur AMD kabupaten Pandeglang – Banten tepanya yang terjadi di Cikole disinyalir dikerjakan asal jadi alias asal asalan. Hal ini terbukti pada saat melakukan pengaspalan posisi cuaca baru reda hujan, genangan air masih meliputi jalan berlubang dan membasahi jalan sekitarnya yang hendak dilapisi aspal atau hotmix.
Andri warga setempat bahkan dirinya adalah seorang konsultan mengatakan, pengaspalan dalam kondisi jeda hujan tidak akan menghasilkan mutu yang baik, karena air yang masih menggenangi permukaan jalan langsung ditimpa oleh hotmix, diprediksi mutu serta kwalitas jalan yang dipelihara tersebut tidak akan dirasakan lebih lama, jadi hal semacam itu sama saja menghamburkan anggaran atau dana pemeliharaan, ujarnya.
Sementara saat dilokasi Rio yang mengaku sebagai konsultan pengawas mengatakan berkaitan dengan patching yang dilaksanakan saat hujan itu tidak benar, jelasnya.
“saya hanya bertugas mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Pundi sebagai kontraktor yang melaksanakan proyek ini,” ungkapnya.
Lebih jauh kata dia, kita gelar hotmix dimulai jam 10 pagi dan sekitar jam 15 sore turun hujan memang yang namanya iklim tidak bisa kita prediksi, namun pihaknya mengaku saat hujan turun kita hentikan kegiatan patching itu, dan setelah hujan berhenti kita lanjutkan pekerjaaan karena masih ada sisa pekerjaan.

tampak masih basah dengan genangan air hujan
Semestinya hal seperti ini bukan untuk diperdebatkan kata Rio. “ ini hal sepele kalau saja kita gelar aspal panas saat turun hujan baru saya salah,” ungkap konsultan pengawas.
Pekerjaan Patching Tanpa Agregat
Sejatinya pada pelaksanaan pemeliharaan penambalan (patching) dilakukan untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan pada badan jalan terutama pada lapisan perkerasan dengan penutup aspal.
Tentunya jika itu pekerjaan patching ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan oleh pihak pelaksana antara lain harus menggunakan Cutter aspal untuk memotong aspal yang sudah diukur dimana terdapat kerusakan, dan setelahnya harus dilakukan perkerasan dengan agregat. Pada lapisan agregat yang telah dipadatkan dilakukan pengujian dengan alat sand cone. Kepadatan lapisan agregat harus sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
Namun dilapangan sepertinya tidak menempuh langkah langkah tersebut, kepada awak media Heri yang mengaku pihak pelaksana dari PT. Pundi Rabu (12/8) mengatakan, tidak selamanya pekerjaaan patching itu harus menggunakan agregat kecuali jalan tersebut kondisi kembung yang dikarenakan pergeseran tanah atau retak rambut yang banyak kita laksanakan pekerjaan agregat itu, namun kalau hanya lubang lubang kecil biasa kita langsung saja dengan menambalnya dengan hotmix, ujarnya. (irf)
