Berita hari ini
BPBD Pasang Rambu Jalur Evakuasi di Empat Destana
Probolinggo, siber.news | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo melakukan pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi di 4 (empat) desa tangguh bencana (Destana) di Kabupaten Probolinggo.
Keempat destana tersebut meliputi Desa Pajurangan dan Desa Gending Kecamatan Gending serta Desa Watupanjang dan Desa Bremi Kecamatan Krucil. Masing-masing desa dipasang sebanyak 10 rambu terdiri dari 1 rambu shelter, 1 rambu titik kumpul dan 8 rambu jalur evakuasi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Rachmad Waluyo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Zaenal Ansori mengatakan pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi ini merupakan tindak lanjut dari pembentukan desa tangguh bencana di Kabupaten Probolinggo.
“Tujuannya untuk mempermudah bagi masyarakat apabila terjadi suatu bencana sehingga masyarakat tahu harus kemana dan lari kemana. Dengan demikian bisa terselamatkan dan memudahkan kita untuk mendeteksi dan menyelamatkan para korban bencana,” katanya.
Zaenal menerangkan pertimbangan penentuan titik-titik pemasangan rambu-rambu ini sangat tergantung dari pihak pemerintah desa. Dimana desa sendiri yang menentukan karena desa yang lebih tahu masyarakat itu biasanya lewat dimana untuk menuju ke shelter. Atau masyarakat yang sudah terbiasa untuk menuju ke titik kumpul.
“Mestinya kita juga harus mengantisipasi tempat pengungsian jika memang harus mengungsi. Jika tidak mengungsi maka hanya berkumpul saja. Kemudian kita evakuasi dan dilihat ada korban apa tidak. Kalau memang tidak ada korban, berarti tidak ada permasalahan,” terangnya.
Menurut Zaenal, untuk menentukan lokasi pengungsian ini tentunya ada koordinasi antara BPBD bersama dengan OPD lain dengan pihak kecamatan dan desa. Sebab jika sudah terjadi bencana, bukan hanya BPBD saja yang terlibat tetapi juga semua elemen masyarakat.
“Setelah terbentuk desa tangguh bencana dan diikuti dengan pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi sehingga benar-benar ada relawan di desa yang siap untuk membantu masyarakat didalam evakuasi jika terjadi bencana,” harapnya.
Kepada semua desa Zaenal mengharapkan agar selalu berhati-hati karena waktu sosialisasi dan pengukuhan desa tangguh bencana sudah diberikan sebagian ilmu bahwa bencana itu demikian seperti apa dan apa yang harus ditangani kalau terjadi bencana mulai dari banjir, gempa bumi dan sebagainya.
“Saat sosialisasi pembentukan desa tangguh bencana, relawan yang ada desa ini sudah diberikan dasar-dasar utuk mengadakan suatu perlindungan kepada diri sendiri. Sebab masyarakat itu tentunya harus mengetahui apa bentuk-bentuk bencana dan bagaimana cara menanganinya serta jalur evakuasi yang harus dilalui hingga ke titik kumpul dan shelter,” pungkasnya.(Pu2t)
