Opini
PKBM: Lentera di Tengah Gelap, Hadirnya Solusi Bukan Ladang Manipulasi
oleh :
Muhamad Sobari
pemimpin redaksi siber.news.com
Di negeri yang masih belajar merawat keadilan, PKBM hadir seperti lentera—
menyinari lorong-lorong gelap tempat mimpi-mimpi kecil tersesat.
Ia bukan sekadar ruang belajar, melainkan cahaya bagi mereka yang pernah ditinggalkan oleh sistem.
Anak putus sekolah, ibu rumah tangga, pekerja harian, mereka datang membawa harapan yang nyaris padam.
PKBM menyulut kembali nyala itu,
dengan kurikulum yang membumi,
dengan guru yang tak selalu bergelar,
tapi punya hati sebesar semesta.
Namun, di balik cahaya itu, ada bayang-bayang yang tak bisa diabaikan.
Ketika PKBM dijadikan alat, bukan tujuan. Ketika angka peserta didik hanya jadi syarat laporan, dan ijazah jadi komoditas, bukan hasil perjuangan.
Ada yang memanfaatkan PKBM untuk kepentingan pribadi,
mengubah lentera menjadi api yang membakar kepercayaan.
Padahal, PKBM mestinya hadir untuk manfaat, bukan dimanfaatkan.
Ia adalah ruang pemulihan, bukan ladang manipulasi. ia adalah jembatan menuju masa depan, bukan jalan pintas menuju keuntungan sesaat.
Maka, kita perlu menjaga lentera ini.
Dengan pengawasan yang bijak, dengan dukungan yang tulus,
dan dengan komitmen bahwa pendidikan adalah hak, bukan barang dagangan.
PKBM adalah wajah lain dari harapan. Ia tak perlu megah, asal jujur.
ia tak perlu sempurna, asal setia pada niat awal:
“Membuka jalan bagi mereka yang ingin belajar, meski dunia pernah menutup pintu”,







