Pendidikan
Miris ! Gegara BAB, Siswa SMPN 12 Kota Serang Dikeluarkan Dari Sekolah
Siber.news | Ditengah gencarnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Serang dalam mengatasi anak putus sekolah, hal terbalik justru datang dari sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 12 kota Serang, seorang siswa berinisial AU kelas delapan SMPN 12 kota Serang harus menerima hukuman keluar dari sekolah gegara lama buang air besar (BAB).
Hal itu bermula saat AU keluar kelas hendak ke toilet di jam belajar pada Rabu (20/11/2024).
Namun karena AU memiliki riwayat penyakit sembelit atau suatu kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan (BAB) hingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk buang air besar.
Hingga pada Jum’at (22/11/2024) orang tua AU dipanggil pihak sekolah untuk mengklarifikasi persoalan tersebut, miris setelah melakukan perbincangan, pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan AU dari SMPN 12 kota Serang.
“Saya dipanggil waktu hari Jum’at oleh pihak sekolah untuk mengklarifikasi persoalan anak saya. Saya sudah jelaskan ke pihak sekolah bahwa anak saya memang mempunyai penyakit sambelit, hingga butuh waktu lama untuk buang air besar. Namun pihak sekolah tetap bersikukuh mengeluarkan anak saya, jelas TH, orang tua AU yang juga salah seorang pemuka agama dilingkungannya tinggal.
Dijelaskan TH, bahwa anaknya memang beberapa kali terlibat permasalahan, namun menurutnya itu sudah diselesaikan.
“Dulu memang pernah anak saya katanya melakukan pemalakan, tetapi setelah dipertemukan ternyata hanya pinjam, kemudian pernah juga anak saya bersiteru dengan seorang anak dari sekolah lain, tapi itu juga sudah diselesaikan diluar sekolah dengan melakukan musyawarah kekeluargaan,” tambahnya.
Bahkan kata TH, wali kelasnya juga pernah menyatakan bahwa anak saya ini sudah mulai ada peningkatan ke arah yang lebih baik, tapi kenapa gegara lama BAB malah dikeluarkan.
“Apakah tidak ada cara lain, supaya anak saya tetap bisa bersekolah? tegas TH yang khawatir akan ada dampak sikologis terhadap AU.
“Nyatanya semenjak hari Jumat lalu, anak saya sering terlihat murung, saat ditanya selalu jawabnya takut dan malu.
Diakhir, TH berharap kepada Kepala Dindikbud kota Serang untuk turut menyikapi persoalan ini.
“Saya sangat kecewa terhadap perlakuan Kepala Sekolah dan guru-guru di SMPN 12 kota Serang dan berharap kepada kepala dinas agar segera turun tangan dan menyelesaikan persoalan ini,” pungkasnya mengakhiri.
Hingga berita ini ditayangkan, awak media masih terus menggali keterangan resmi dari pihak sekolah SMPN 12 kota serang dan dinas pendidikan dan kebudayaan kota Serang (red)